Thursday, February 25, 2010

Sunday, February 21, 2010

WN Indonesia, Pembeli Kedua Terbesar Kondominium Singapura

KOMPAS.com - Singapura masih menjadi magnet bagi warga kaya di Indonesia. Tidak hanya menjadi pusat pelesir dan belanja, Singapura juga menjadi tujuan investasi menggoda warga Negeri Burung Garuda ini. Salah satu instrumen investasi paling favorit adalah properti.

Berdasarkan hasil riset Jones Lang LaSalle, lembaga konsultan properti, warga negara Indonesia (WNI) merupakan pembeli kedua terbesar kondominium di Singapura sepanjang tahun 2009. Bahkan, sampai 2007 silam, warga Indonesia merupakan pembeli terbesar kondominium Negeri Merlion


Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia Anton Sitorus menuturkan, kehadiran warga dari berbagai negara Asia di Singapura telah memangkas dominasi WNI di pasar properti. Tahun lalu, sekitar 26 persen pembeli properti di Singapura merupakan Malaysia. Pembeli yang berstatus WNI hanya 19 persen.

Setidaknya ada empat alasan sehingga banyak WNI memutar uang dalam bentuk properti di Singapura. Pertama, tingkat kepastian hukum di Singapura jelas dan transparan. Dengan demikian, investor merasa nyaman untuk berinvestasi. Kedua, kondisi sosial, ekonomi, dan politik negeri kepulauan itu sangat stabil. Di samping itu, tingkat keamanan Singapura di atas rata-rata negara tetangganya.

Ketiga, kenaikan harga properti di Singapura cukup tinggi, sekitar 10 persen sampai 20 persen per tahun. “Jika menyewakan properti, pemilik bisa mengantongi return 4 persen – 5 persen per tahun,” tutur Maikel Tanudjaya, Asisten Manajer Pemasaran Far East Organization, perusahaan pemasaran properti terbesar di Singapura.

Keempat, letak Singapura sangat dekat dengan Indonesia. Kedekatan lokasi ini menjadi alasan bagi warga Indonesia menyekolahkan anak mereka di Negeri Singa. Tidak sedikit warga kelas atas Indonesia yang membelikan rumah bagi anak-anak mereka yang sedang menuntut ilmu di negeri itu.

Ilham M. Wijaya, Direktur Badan Pendidikan dan Latihan DPP REI, mengatakan kesamaan budaya juga menjadi pertimbangan konsumen saat membeli properti di luar negeri. “Budaya kita dan Singapura tak jauh berbeda,” kata dia.

Harga-harga properti sudah membubung tinggi
Maikel menuturkan, minat WNI untuk memiliki properti di Singapura masih cukup tinggi. Mereka mengincar lokasi-lokasi strategis, seperti di seputar Jalan Orchard, Bukit Timah, Newton, dan Novena. Maklum, tempat itu merupakan surga belanja dan berdekatan dengan sekolah-sekolah papan atas. Anton bilang, hampir 40 persen pembeli properti asal Indonesia memilih kondominium kelas atas.

Bagaimana dengan harga? Karena berlokasi di kawasan elite, harga kondominium cukup mahal, berkisar 1 juta dollar Singapura – 6 juta dollar Singapura, atau setara Rp 7 miliar hingga Rp 40,2 miliar per unit.

Contohnya apartemen L’VIV yang berlokasi di Distrik 11 dekat Orchard. Harga ruangan seluas 614 per kaki persegi atau square feet (sqft) itu dipatok 850.000 dollar AS (Rp 7,9 miliar).

Bagi peminat unit kondominium yang kini gencar ditawarkan di Jakarta ini, konsumen cukup membayar uang muka 20 persen. Maikel mengungkapkan, rata-rata harga properti di Singapura antara 1.000 dollar Singapura – 2.500 dollar Singapura per kaki persegi.

Anton mengatakan, kenaikan harga properti di Singapura sangat fluktuatif, tergantung dari kondisi perekonomian. Contohnya, ketika ekonomi dunia dan Singapura tumbuh tinggi selama 2006–2007, harga kondominium melaju 30 persen – 50 persen.

Namun, begitu krisis global menghantam ekonomi Singapura di 2008, banderol harga properti hanya naik 35 persen. Tahun lalu, ketika ekonomi Singapura minus, harga properti naik lebih tipis lagi, hanya 12 persen.

Namun, sekecil-kecilnya kenaikan harga properti di Singapura, masih tetap lebih tinggi peningkatan harga di Jakarta. Sebagai pembanding, harga apartemen di kawasan elite Sudirman paling hanya naik di kisaran antara 7 persen dan 10 persen, tahun depan.

Penyebab harga properti di Singapura berlari lebih kencang daripada harga di Jakarta, sebetulnya, mudah ditebak. Sudah luas lahannya lebih terbatas ketimbang Jakarta, Singapura juga lebih ramah terhadap investor properti dari luar negeri.

Di negeri itu, warga asing sah-sah saja menguasai properti selamanya. Sedangkan di negeri ini, kepemilikan asing di properti maksimal 70 tahun.

Memang, ada wacana untuk merevisi aturan kepemilikan asing yang tertuang di Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1996. Jika revisi berjalan mulus, kelak warga negara asing bisa memiliki properti selamanya, asalkan properti itu berharga minimal Rp 1 miliar dengan luas 200 meter persegi.

Presiden Direktur Bakrieland Development Hiramsyah S. Thaib mengatakan, harga properti di Indonesia paling murah dibandingkan dengan negara tetangga. Rata-rata, harga properti per meter persegi di Indonesia adalah 1.287 dollar AS. Adapun harga di Malaysia 1.424 dollar AS, dan Singapura 11.324 dollar AS.

Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Teguh Satria menambahkan, jika warga asing boleh membeli properti, pasar properti nasional berpotensi naik sekitar US$ 3 miliar alias sekitar Rp 28 triliun.

Untuk sementara ini, investasi properti di Singapura masih menjanjikan. Tapi, Anton mengingatkan calon konsumen agar hati-hati memilih lokasi. Sebelum melakukan akad jual beli, konsumen harus meneliti kelengkapan dokumen proyek. “Agar mendapat imbal hasil yang tinggi, silakan pilih lokasi yang benar-benar strategis,” ujar Anton. (KONTAN Weekend)

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Tuesday, February 16, 2010

Tak Perlu Khawatir Orang Asing Memiliki Properti

Saat ini harga properti di Indonesia merupakan salah satu yang terendah di Asia, apalagi dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat atau Inggris. Rendahnya harga apartemen di Indonesia sangat boleh jadi akibat tidak didukungnya kepemilikan orang asing di Indonesia yang formal.

Di Amerika, harga produk properti komersial (apartemen) 16.216 dollar AS, sedangkan di Indonesia hanya 1.287 dollar AS (http://www.globalpropertyguide.com/Asia/square-meter-prices).


Tidak hanya itu, di Negeri Paman Sam, orang asing boleh membeli high rise apartment maupun landed property serta bisa mendapatkan housing mortgage sampai 30 tahun, tidak ada bedanya dengan orang Amerika-nya sendiri. Bahkan, pajak pembayaran housing mortgage bisa menjadi pengurangan pajak pendapatan.

Di Singapura, harga apartemen bisa mencapai 11.324 dollar AS per unit. Di negara tetangga kita ini, orang asing boleh membeli high rise apartment tetapi tidak boleh membeli landed property (rumah horizontal). Sementara di Malaysia, yang mempromosikan Malaysia ”My Second Home”, membolehkan orang asing dan siapa pun juga untuk membeli properti dan tinggal di sana. Usia pun bukan batasan untuk membeli properti.

Malaysia

Bagi yang ingin memakai sendiri aset propertinya atau mau pindah untuk tinggal di Malaysia diberikan izin tinggal selama lima tahun. Izin tinggal ini tidak saja diberikan kepada pemilik rumah dan keluarganya, tetapi juga pembantu keluarga tersebut. Menurut Jopy Rusli, Direktur PT Lippo Karawaci Tbk, orang asing yang membeli produk properti di Indonesia tetap ada walaupun belum ada perangkat formalnya.

”Mereka membeli produk properti melalui SPPJB (surat pengikatan perjanjian jual beli), nominee, dan PMA (perusahaan modal asing). Namun, orang asing paling banyak membeli properti melalui SPPJB,” ungkap Jopy. Kendala yang selama ini dihadapi, banyak di antara orang asing yang mau membeli properti komersial tetapi tidak direkomendasikan oleh Lawyer International karena tidak adanya perangkat kepemilikan formal di Indonesia. Orang asing juga tidak dapat mendapatkan kredit pemilikan apartemen (KPA) karena peraturan bank sekarang tidak memperbolehkan KPA untuk orang asing.

Jika pemerintah bisa membuat kebijakan yang membolehkan orang asing memiliki properti komersial di Indonesia, sangat boleh jadi negara kita akan menjadi Macan Properti di Asia. Bahkan, bisa saja investor asing dan orang-orang kaya di Timur Tengah mengalihkan dananya untuk membeli apartemen di Indonesia. Bukankah uang mengalir ke tempat-tempat yang menguntungkan. ”Membeli produk properti komersial di Indonesia yield-nya bisa mencapai 11,28 persen,” kata Presiden Direktur PT Bakrieland Development Hiramsyah Thaib.

Saat ini pekerja asing yang bekerja di Indonesia tercatat 83.452 orang. ”Itu merupakan potensi pasar yang besar. Saya memperkirakan, dari jumlah itu potensi permintaannya sekitar 10.000 unit apartemen per tahun,” ujar Hiramsyah. Dari potensi permintaan itu, kemudian Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate (REI) Teguh Satria menghitung pendapatan yang bisa diperoleh negara dari pajak penjualan apartemen untuk orang asing itu.

Kalau harga rata-rata apartemen untuk orang, misalnya, 250.000 dollar AS per unit, transaksi dalam setahun bisa mencapai Rp 25 triliun. Nah, pajak yang bisa diraup dari transaksi tersebut sebesar Rp 5 triliun per tahun. Jenis pajak itu antara lain terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 5 persen, serta Pajak Penghasilan (PPh) Final 5 persen.

”Belum lagi kalau pemerintah menerapkan lagi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk apartemen, maka pendapatan pajak yang diperoleh negara dari transaksi penjualan properti untuk orang asing akan lebih besar lagi,” ungkap Teguh. Lalu di mana letak pengaruh pada lapisan masyarakat bawah jika orang asing diperbolehkan untuk membeli apartemen mewah di Indonesia?

”Lah, kalau dari hasil pajak yang berjumlah Rp 5 triliun itu dipakai untuk membangun rumah sederhana sehat (RSH), maka bisa dibangun 500.000 unit RSH atau 200.000 unit rumah susun sederhana milik (rusunami),” ujar Teguh.

Harus segera direspons

Besarnya peluang orang asing untuk membeli apartemen mewah di Indonesia seharusnya bisa segera direspons oleh pemerintah. Hal ini penting karena tahun 2010 merupakan momentum yang baik bagi pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Seperti diketahui, Indonesia, sebagai salah satu dari sedikit negara yang berhasil melewati krisis global dengan kinerja perekonomian yang cukup baik, semakin dipandang oleh berbagai institusi internasional dan kian mendapat sorotan di pentas dunia sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia dan bisa disejajarkan dengan India dan China.

Optimisme sejumlah lembaga keuangan internasional, seperti Morgan Stanley dan CLSA, yang memprediksikan Indonesia akan mendampingi kedua negara itu sebagai pusat pertumbuhan utama di kawasan regional, memberikan sinyalemen bahwa sentimen investor global terhadap perekonomian Indonesia mulai berangsur-angsur menguat.

Hal ini tentu harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pemangku kepentingan di dalam negeri, terutama pemerintah dan kalangan swasta, untuk bersama-sama mempersiapkan sistem serta perangkat pendukung perekonomian yang efektif untuk pembangunan ke depan agar mampu menjadi negara unggulan dalam era persaingan global seperti sekarang ini.

Survei

Berdasarkan hasil survei dan analisis pasar properti yang telah dipublikasikan oleh Jones Lang LaSalle, konsultan properti internasional yang berkantor pusat di Chicago, Amerika Serikat, juga menilai bahwa regulasi mengenai kepemilikan properti oleh orang asing di Indonesia memiliki banyak keterbatasan.

Untuk itu, masalah tersebut selayaknya mendapat perhatian pemerintah dan DPR untuk segera menata ulang produk hukum yang terkait dengan itu. Tujuannya, untuk menarik minat investor asing sekaligus mendorong pertumbuhan pasar properti di Indonesia.

Anton Sitorus, Head of Research di kantor konsultan Jones Lang LaSalle, menyebutkan, pertumbuhan sektor properti di Jakarta sepanjang tahun 2009 relatif lebih baik dibandingkan dengan pasar lainnya di kawasan Asia Pasifik. Hal itu menandakan bahwa pasar domestik masih memiliki prospek yang cukup tinggi dan berpotensi menarik minat investor asing dan internasional untuk berinvestasi ke Indonesia.

Ketika pusat-pusat keuangan regional, seperti Singapura, Hongkong, dan Sydney, mengalami pertumbuhan negatif dalam hal permintaan, pasar perkantoran di Jakarta berhasil membukukan penyerapan bersih (net take-up) sebanyak hampir 100.000 meter persegi sepanjang tahun 2009. Hal ini disebabkan masih tumbuhnya ekspansi perusahaan-perusahaan besar yang menjadi penyewa di gedung-gedung komersial di Jakarta.

Pertumbuhan positif sektor properti Indonesia sepanjang tahun lalu merupakan refleksi dari potensi perekonomian dalam negeri Indonesia yang besar yang ditopang oleh pertumbuhan industri perbankan, telekomunikasi, serta industri yang berbasis konsumer lainnya. Jadi, sekarang sudah saatnya bagi pemerintah untuk segera membuat keputusan yang cerdas dan tepat, yakni membuka kepada orang asing untuk bisa memiliki apartemen mewah di Indonesia. (Sumber: KOMPAS Cetak, Kamis, 4 Februari 2010)


Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, February 13, 2010

Pemerintah Serius Reformasi Pembiayaan KPR

(Vibiznews-Property)-Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Suharso Monoarfa, menyatakan serius pihaknya melakukan reformasi pembiayaan untuk menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).

"Adanya suku bunga KPR yang rendah diharapkan mampu membantu masyarakat untuk memiliki rumah yang diinginkan," katanya, usai meresmikan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) bagi prajurit Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) di Jakarta, Senin.


Selain itu, tambah Suharso, cicilan KPR per bulan juga semakin rendah. Dia mencontohkan, jika harga rumah sederhana saat ini sekitar Rp 55 juta, maka masyarakat harus mencicil Rp 420.000 per bulan. Jika subsidi selisih bunga dicabut, maka pada tahun kelima masyarakat harus membayar Rp 580.000 per bulan untuk KPR.

"Berarti ada peningkatan sekitar 40 persen dari cicilan KPR sebelumnya," tuturnya.

Karena itu, reformasi pembiayaan Kemenpera dilaksanakan dengan penyediaan fasilitas likuiditas perumahan, dimana pemerintah akan berupaya agar suku bunga yang dibayar oleh masyarakat tidak mengikuti bunga pasar.

Tak hanya itu, katanya, ketersediaan dana melalui fasilitas likuiditas dapat digunakan untuk kredit konstruksi sehingga bisa menekan biaya pembangunan rumah.

"Dengan fasilitas likuiditas, masyarakat dapat membayar KPR dengan suku bunga rendah dan tetap. Masyarakat bisa membayar KPR sekitar Rp 420.000 dalam kontrak selama 20 tahun, sedangan untuk KPR 15 tahun tentunya cicilannya lebih besar sedikit."

"Kami harap dengan fasilitas likuiditas masyarakat tidak khawatir cicilan KPR akan membengkak," ujar Suharso.

Menpera menambahkan, pelaksanaan fasilitas likuiditas akan dilakukan pada semester kedua 2010. Pasalnya, Kemenpera harus menunggu APBN perubahan serta melakukan pembahasan bersama DPR.

Kemenpera ke depan juga akan memberikan kewenangan kepada pihak bank penyalur subsidi perumahan untuk melakukan verifikasi konsumen. Para konsumen yang ingin mendapatkan subsidi rumah harus dapat menunjukkan NPWP dan SPT kepada pihak bank.

NPWP dan SPT itu nantinya dapat menunjukkan berapa penghasilan konsumen yang sebenarnya.

"Selama ini, bukti yang digunakan oleh konsumen untuk mendapatkan subsidi rumah hanya struk gaji. Ke depan kami ingin verifikasi dilakukan oleh bank dan konsumen harus bisa menunjukkan NPWP dan SPT," kata Suharso.

Tentang bank mana saja yang akan diajak kerja sama untuk reformasi pembiayaan KPR, Menpera menyatakan, "semua bank kita ajak untuk melakukan reformasi pembiayaan KPR."

(mg/MG/ant)

Baca Selengkapnya disini ....

Monday, February 8, 2010

Baru Sebulan Dibuka, Burj Khalifa Ditutup

(Vibiznews-Property)-Gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa yang baru sebulan lalu resmi dibuka, kini ditutup untuk umum. Gedung spektakuler kebanggaan Dubai itu ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Keputusan ini mengecewakan ribuan turis yang ingin masuk ke tempat observasi gedung tersebut yang terdapat di lantai 124.


Penyebab penutupan belum jelas. Namun masalah listrik dan "trafik yang tinggi" dianggap sebagai penyebabnya. Belum jelas kapan tempat observasi akan dibuka kembali untuk umum.

Beberapa pekan terakhir, ribuan turis telah mengantre untuk bisa membeli tiket untuk masuk ke tempat observasi Burj Khalifa. Sekarang mereka harus mengantre kembali untuk meminta kembali dana mereka.

Wayne Boyes, turis asal Manchester, Inggris telah membeli tiket untuk hari ini namun saat tiba dia diberitahu kalau deck observasi ditutup.

"Ini sangat mengecewakan. Menara itu salah satu alasan saya datang ke sini," kata pria berumur 40 tahun itu seperti dilansir harian Inggris, Daily Mail, Selasa (9/2/2010).

Dari deck observasi yang terletak di lantai 124 Burj Khalifa, para turis bisa mengamati pemandangan di bawah sekitar gedung pencakar langit fenomenal itu. Untuk orang dewasa dikenakan tiket seharga 17,40 poundsterling.

Gedung tersebut tadinya dikenal sebagai Burj Dubai selama lebih dari separuh dekade pembangunannnya. Namun nama itu mendadak diubah pada malam peresmian untuk menghormati penguasa Abu Dhabi yang telah memberikan dana bantuan 16 miliar poundsterling untuk membantu menalangi utang-utang Dubai.

(mg/MG/dtc)

Baca Selengkapnya disini ....

Wednesday, February 3, 2010

Rekening Perusahaan

Buat bapak/ibu yang mau booking fee 1 juta atau mau bayar DP/Cicilan bisa di transfer ke rekening Perusahaan.

BANK BCA
A/C 441 301 4444
A/N PT. METRO MARGAHAYULAND

bukti transfer di fax ke: 021 56952306
up: ibu ria/ ibu icha

mohon disertakan nama pengirim dan nomor unitnya.

atau konfirmasi ke saya:
RIO
021 9270 3787
089 8871 3234




Baca Selengkapnya disini ....

blogger templates | modified by www.jasa-bikin-web.blogspot.com