Thursday, November 11, 2010

Menpera: Tinggal di Rusun Lebih Hemat dan Efisien


SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menyatakan, biaya serta pola hidup di rumah-rumah susun atau vertikal pada dasarnya mengajarkan orang untuk berhemat dan lebih efisien.
Hidup di rumah susun itu bisa lebih efisien. Sebab penghuni tidak perlu memasukkan barang-barang yang terlalu banyak serta tidak membeli barang yang tidak perlu.
-- Suharso Monoarfa

Pasalnya, untuk tinggal di rumah yang berukuran studio atau huniandengan satu atau dua kamar tidur para penghuninya tidak perlu membeli barang-barang yang terlalu banyak sehingga dapat meminimalisir pengeluaran serta hidup lebih efisen.

“Hidup di rumah susun itu bisa lebih efisien. Sebab penghuni tidak perlu memasukkan barang-barang yang terlalu banyak serta tidak membeli barang yang tidak perlu,” ujar Menpera saat memberikan kuliah umum dengan tema “Penyediaan Perumahan Bagi Angkatan Kerja Pertama” pada acara Youth Urban Forum sebagai rangkaian Peringatan Hari Habitat Dunia 2010 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Senin (8/11) siang.

Menpera menjelaskan, pola hidup di rumah susun dan rumah tapak tentunya sangat berbeda. Di Rusun para penghuni mau tidak mau harus mengatur barang-barang sedemikian rupa sehingga nyaman untuk ditempati. Keberadaan gudang di Rusun tentunya menjadi suatu hal yang harus dihindari mengungat luas bangunan yang tidak terlalu besar.

“Kalau perlu mereka yang tinggal di Rusun hanya perlu enam pasang pakaian dan dua pasang sepatu. Kalau semua barang-barang dimasukkan tentunya Rusun akan menjadi sempt,” terangnya.

Menpera juga mengajak para mahasiswa untuk membiasakan hidup di Rusun dan menabung agar dapat memiliki rumah yang diimpikan sejak masa-masa kuliah. Pasalnya, dengan keterbatasan lahan yang ada pembangunan rumah-rumah vertikal akan terus berkembang di kemudian hari.

“Saya juga mengajak mahasisa untuk lebih kreatif serta menabnung sehingga ke depan dapat memiliki modal yang cukup sehingga dapat membeli rumah yang diimpikan,” harapnya.

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, November 6, 2010

Pengembang Optimistis Rumah Susun Tak Tersendat Lagi


BANDUNG, KOMPAS.com - Pengembang rumah sejahtera susun di Bandung, Jawa Barat optimistis, fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang digulirkan sejak Oktober lalu akan menjadi solusi untuk proses pemilikan hunian tersebut yang kini tersendat.

Senior Vice President Marketing PT Menara Karsa Mandiri, Harry M Harnandi di Bandung, Jumat (5/11), mengatakan, proses pemilikan sekitar 250 unit Buah Batu Park Apartment mandek karena masalah subsidi. Sudah sekitar 10 bulan mereka belum melakukan akad kredit.

Pemilikan terhambat karena konsumen sudah memesan unit tapi subisidi pola lama tiba-tiba dihentikan. Sudah sekitar 10 bulan ketidakjelasan itu berlangsung, katanya.

Konsumen diperkirakan bersedia mengambil FLPP karena lebih menguntungkan daripada harus membayar secara komersial. Kalaupun mereka lebih setuju pola subsidi lama, sistem itu sudah dihentikan. Karena itu, kami yakin konsumen mau menerima FLPP, katanya.

Apalagi, dana untuk FLPP terbatas. Keuntungan dari FLPP yakni, konsumen bisa mendapatkan keringanan biaya hingga Rp 33 juta. Biaya itu terdiri dari pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 14 juta dan subsidi angsuran sebesar Rp 19 juta.

Karena itu, menurut Harry, pihaknya akan mensosialisasikan FLPP kepada konsumen dengan pemilikan unit yang tersendat. Besok kami akan sosialisasikan melalui media massa . Kami yakin, pekan depan semua konsumen itu sudah melakukan akad kredit, katanya.

Menurut Harry, konsumen dengan pemilikan unit yang terhambat merupakan pemesan hunian di menara B dan D Buah Batu Park Apartment. Jumlah total hunian di dua menara itu sekitar 700 unit. Menara lain yang sedang dibangun yakni E, A, dan C dengan jumlah total hunian sekitar 800 unit.

Unit di menara B, D, dan E sudah terjual habis. Adapun hunian di menara A dan C sudah dipasarkan sejak Mei 2010 dan tersisa sekitar 200 unit. Kalau konsumen yang baru memesan unit dan berhak mendapatkan FLPP akan kami arahkan untuk memanfaatkan fasilitas itu, ujarnya.

Direktur Utama PT Menara Karsa Mandiri Widhyastono mengatakan, konsumen yang berhak akan rugi jika tak mengambil FLPP. Penerima FLPP mencicil angsuran sebesar Rp 900.000 yang tak berubah selama 15 tahun. Kalau sudah lama, cicilan itu tak akan terasa berat, katanya. (Dwi Bayu Radius)

Baca Selengkapnya disini ....

Wednesday, November 3, 2010

Gandeng Wika, Perumnas Bangun Apartemen


JAKARTA, KOMPAS.com - Tak puas hanya mengembangkan perumahan, Perum Perumahan Nasional (Perumnas) berniat membangun proyek apartemen. Untuk melancarkan rencana tersebut, Perumnas menggandeng badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Himawan Arief Sugoto, Direktur Utama Perum Perumnas, menyebutkan, proyek apartemen ini akan menelan investasi sebesar Rp 1 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal, pinjaman BUMN lain, dan pinjaman perbankan. Ia tidak merinci detail bangunan dan jumlah apartemen tersebut. "Saya berharap, pembangunan apartemen tersebut bisa dilaksanakan tahun depan," ujarnya.

Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo membenarkan mengenai rencana kerjasama dengan Perumnas dalam pengembangan bisnis properti. Namun dia enggan mengungkapkan detail rencana ini. "Kami ada sinergi dengan Perumnas," ujar Bintang singkat.

Sebelumnya, WIKA dan Perumnas telah bekerjasama dalam proyek rumah susun milik (rusunami) di Malaka Green Klender, Jakarta Timur. Nilai proyeknya sekitar Rp 100 miliar. Dalam proyek apartemen, Perumnas akan bertindak sebagai pemilik proyek. WIKA akan bertindak sebagai kontraktor dengan skema engineering, procurement, contract (EPC).

Walaupun melebarkan sayap usaha ke bisnis apartemen, Perumnas tidak mengabaikan bisnis utamanya, membangun proyek perumahan. Tahun depan, Perumnas akan membangun sekitar 20.000 unit rumah. Sebagian besar adalah proyek perumahan kelas menengah dan menengah atas.

Untuk mendanai proyek tersebut, Perumnas berusaha mendapat dana dari lantai bursa dengan menerbitkan obligasi tahun depan. "Target dananya sebesar Rp 1,5 triliun," imbuh Himawan.

Tahun ini, Perumnas menargetkan pembangunan sekitar 15.000 unit rumah. Dananya dari subsidi pemerintah sebesar Rp 300 miliar. Selain itu, Perumnas juga menggarap perumahan karyawan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, PT Kereta Api, dan Perum Bulog.

Saat ini, pangsa pasar properti yang dikembangkan Perumnas di dalam negeri baru sekitar 10 persen dari kebutuhan 180.000 rumah per tahun. Sampai tahun 2013 mendatang, Perumnas menargetkan untuk membangun 50.000 unit rumah per tahun. (Fitri Nur Arifenie/KONTAN)

Baca Selengkapnya disini ....

blogger templates | modified by www.jasa-bikin-web.blogspot.com