Saturday, March 27, 2010

Jackie Chan Beli Tiga Unit Apartemen Lippo Centennia Suites di Singapura

SINGAPURA, KOMPAS.com — Bintang film Hongkong, Jackie Chan, dan teman baiknya, penyanyi dan penulis lagu Emil Chau, membeli sejumlah properti di Singapura.

Kedua artis ini membeli empat apartemen Centennia Suites berlantai 36 milik Grup Lippo yang bernilai lebih dari 10 juta dollar AS, pekan lalu. Apartemen itu dibangun di lahan bekas Kim Seng Plaza, di depan Great World City, dan menghadap Sungai Singapura.


Grup Lippo mulai membangun apartemen ini bulan lalu dan direncanakan selesai pada 2013. Namun, hampir setengah dari 97 unit yang dibangun sudah terjual.

Jackie Chan mengatakan, dia membeli tiga unit apartemen dengan masing-masing dua, tiga, dan empat tempat tidur dalam satu lantai. Sedangkan Emil Chau, yang dikenal dengan nama Wakin, membeli satu unit apartemen dengan tiga tempat tidur. Kedua lelaki itu mengunjungi show unit Centennia Suites hari Jumat lalu.

Apartemen itu harganya rata-rata 2.000 dollar Singapura sampai 2.100 dollar Singapura per square foot.

Jackie Chan tidak asing lagi dengan pasar properti Singapura. Pada akhir 2007, dia juga membeli bekas Jinriksha Station di Neil Road yang bernilai 11 juta dollar Singapura.

Sementara Emil Chau lahir di Hongkong, tapi tinggal dan bekerja di Taiwan. Penyanyi ini mempunyai penggemar yang loyal di Singapura. Dia juga bermain dalam beberapa fim Jackie Chan, seperti Mr Nice Guy and Gorgeous.

Tahun lalu, bintang laga internasional Jet Li membeli sebuah bungalo berkelas di Binjai Rise senilai 19,8 juta dollar Singapura. (The Business Times)



KSP

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Friday, March 26, 2010

Hak Kepemilikan Asing Bukan HGB, Tapi Hak Sewa dan Hak Pakai

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengkaji batasan kepemilikan properti oleh warga negara asing di Indonesia. Batasan itu, antara lain, adalah hak kepemilikan properti oleh asing bukan berupa hak milik atau hak guna bangunan, melainkan hak sewa dan hak pakai yang waktunya diperpanjang.

Hasil kajian tersebut akan dimasukkan dalam draf revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tinggal atau Hak Hunian bagi Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia. Draf revisi PP tersebut ditargetkan selesai pada April 2010.


Peraturan yang berlaku saat ini adalah hak pakai properti oleh orang asing dibatasi hanya untuk masa 25 tahun dan dapat diperpanjang. Dalam draf revisi PP tersebut, direncanakan jangka waktu hak pakai properti bagi orang asing minimal 70 tahun.

Menanggapi materi dalam revisi PP No 41/1996, Senior Manajer Konsultan Properti Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus, di Jakarta, Selasa (23/3), menyatakan, pembatasan hak kepemilikan properti oleh warga negara asing berupa hak pakai atau hak sewa merupakan langkah mundur dari pemerintah.

Anton menjelaskan, apartemen dan kondominium yang dibangun di Indonesia pada umumnya dibangun di atas tanah hak guna bangunan (HGB). Adapun hak pakai berlaku untuk hunian di atas tanah hak pakai atas tanah negara.

”Revisi aturan kepemilikan properti oleh warga asing tidak akan ada artinya jika kepemilikan aset itu masih sebatas hak pakai,” kata Anton.

Menurut Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, akhir pekan lalu, kemungkinan untuk kepemilikan properti oleh asing tidak ada hak milik dan hak guna bangunan.

”Saya kira tidak akan ada hak milik dan hak guna bangunan. Yang mungkin ada adalah hak sewa dan hak pakai, tapi jangka waktunya (hak pakai) akan diperpanjang,” ujar Suharso.

Rumit
Menurut Anton , hukum pertanahan di Indonesia sangat rumit. Peraturan perundang-undangan yang membagi hak atas tanah dalam beberapa kategori, mulai dari kepemilikan tanah atas hak milik, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, dan hak milik atas satuan rumah susun.

Padahal, lanjut Anton, perbankan cenderung masih enggan menerima agunan properti yang berupa hak pakai.

Di Malaysia, Singapura, dan Hongkong tidak dikenal istilah hak pakai untuk properti. Kepemilikan properti di Singapura, misalnya, hanya terbagi dua, yaitu freehold yang seperti hak milik dan leasehold. Leasehold serupa dengan hak guna bangunan di Indonesia, yaitu memiliki properti dengan waktu terbatas.

”Yang dibutuhkan saat ini adalah revisi undang-undang agraria, yang mengatur jenis kepemilikan tanah,” ujar Anton.

Dia menegaskan, tanpa aturan yang jelas, sulit mengharapkan warga asing mau membeli properti lebih banyak untuk menggerakkan sektor riil di Indonesia.

Pembiayaan oleh asing
Persoalan yang harus diantisipasi, menurut Suharso, adalah pembiayaan properti oleh warga asing.

Suharso menengarai, ada kemungkinan investor asing hendak membeli properti di Indonesia dengan pembiayaan dari bank lokal dan memanfaatkan properti itu untuk disewakan. Selanjutnya, uang sewanya dipakai untuk mencicil kredit dari bank lokal.

”Yang menjadi persoalan, bagaimana warga asing membiayai pembelian properti di Indonesia. Saya ingin membatasi hal itu,” ujar Suharso.

Berdasarkan riset Konsultan Properti Jones Lang LaSalle Indonesia, potensi pasar properti bagi konsumen asing saat ini diperkirakan mencapai 83.000 orang. Jumlah tersebut tidak termasuk potensi turis asing yang berwisata secara rutin ke Indonesia dan berminat memiliki hunian di daerah wisata, seperti Bali. (Brigita Maria Lukita/KOMPAS Cetak)

LKT

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, March 20, 2010

60.000 Ekspatriat Akan Beli Properti di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menyatakan, minat warga negara asing (WNA) untuk membeli properti di Indonesia sangat tinggi. Adanya investasi properti oleh WNA diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara serta menambah devisa.

“Minat WNA untuk membeli properti di Indonesia sangat tinggi. Hal itu tentunya dapat memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap pendapatan pemerintah,” kata Menpera saat jumpa pers bersama para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera) di Jakarta.


Menpera menjelaskan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan Kemenpera, pendapatan yang dapat diperoleh negara dari investasi langsung pembelian properti oleh WNA di Indonesia bisa mencapai sekitar dua hingga tiga miliar dollar AS. Harga properti di Indonesia saat ini terbilang cukup murah dibanding dengan properti yang ada di negara tetangga. Oleh karena itu, banyak WNA yang tertarik membeli properti di Indonesia.

“Sekitar 60.000 ekspatriat yang ada di Indonesia bahkan sudah bersedia membeli properti di Indonesia,” terang Menpera.

Salah satu persoalan yang muncul terkait hal ini, kata Menpera, adalah bagaimana para WNA membeli properti di Indonesia. Apakah mereka membeli properti melalui bank lokal atau bank asing. Untuk itu, Menpera menyatakan pihaknya sedang mengkaji peraturan-peraturan yang menyangkut kepemilikan properti oleh orang asing.

Menpera berharap peraturan tentang kepemilikan properti oleh WNA bisa selesai sebelum pertemuan FIABCI di Bali beberapa bulan mendatang.

Selain sebagai ajang promosi properti kepada WNA, dalam pertemuan itu pemerintah juga ingin menunjukkan prestasi dalam rangka menanggulangi masalah perubahan iklim dunia. “Pemerintah menargetkan penanaman sekitar 4 juta pohon di Indonesia,” katanya. (Sumber: kemenpera.go.id)

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, March 13, 2010

Bangun Rusunawa Mahasiswa di Kawasan Kampus

MAKASSAR, KOMPAS.com – Kementerian Perumahan Rakyat mengajak pengelola perguruan tinggi membangun rusunawa bagi mahasiswa di areal kampus. Rusunawa mahasiswa sudah menjadi persyaratan bagi perguruan tinggi berstandar internasional.

Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa dalam kunjungan kerja di Makassar, Sulawesi Selatan, awal pekan ini meninjau Rusunawa Universitas Hasanuddin (Unhas), Rusunawa pekerja di Kawasan Industri Makassar (KIMA) 8 dan kantor Perum Perumnas Regional VII dan berdialog REI Indonesia bagian Timur serta para stakeholder perumahan.


Rusunawa Universitas Hasanuddin berdiri di dalam area Kampus Unhas, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamanlarea, Kota Makassar. Rusunawa ini memiliki bangunan 1 twinblock (TB) terdiri dari 4 lantai dengan 96 unit kamar bertipe 21. Sebelumnya rusunawa dengan 1 TB selesai dibangun tahun 2008. Sehingga saat ini, Unhas sudah memiliki 2 rusunawa yang dibangun atas bantuan Kemenpera.

Rektor Unhas, Prof.Dr.dr.Idrus A. Paturusi,Sp.B.,Sp.BO mengatakan, saat ini jumlah mahasiswa Unhas sekitar 30.000. Dalam kaitan ini, kehadiran rusunawa Unhas sangat membantu mahasiswa.

Melihat rusunawa Unhas, Suharso menyatakan puas. “Saya sangat senang melihat rusunawa yang dibangun Kemenpera dan dikelola Halim Kalla. Mudah-mudahan ke depan, apa yang dibangun di Unhas dapat dimanfaatkan dengan baik,” ujar Menpera di kampus Unhas.

Menpera berharap para pengelola bisa mengadopsi teknologi yang baik yang sudah diterapkan dan berhasil di negara-negara lain, seperti di Amerika Serikat, Amerika Latin dan China. Selain itu, mengingat pola yang dikembangkan sekarang adalah pemerintah pusat memberikan stimulan, dengan persyaratan setiap 10.000 mahasiswa mendapat 1 TB, maka dengan jumlah mahasiswa Unhas yang mencapai 30.000, Unhas masih memiliki kesempatan menambah satu TB lagi.

Namun, agar lebih efektif dan efisien, desainnya bisa diubah. Lurus dan tidak berbelok-belok. Modelnya sederhana, kotak tapi pengelola bisa bermain dengan warna sehingga terlihat menarik.

Menurut Menpera, temboknya bisa dijual untuk iklan dan orang harus membayar untuk itu. Bagian atas bangunan juga bisa dilakukan hal yang sama. “Sehingga dengan model ini, bisa menjadi tambahan pendapatan sendiri bagi pengelola,” saran Suharso.

Mengingat bangunan rusunawa Unhas sudah siap dipakai, Menpera mengizinkan pengelola mulai memanfaatkannya. Kemenpera akan mengurus proses pengibahan karena melibatkan BPK, BPKP, KPK dan Depkeu serta disetujui dewan.

Menpera menambahkan, rusunawa atau pun asrama mahasiswa sudah menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi universitas bertaraf internasional. Universitas Indonesia sudah membangun apartemen mahasiswa dengan fasilitas perpustakaan yang buka 24 jam dan internet yang bisa diakses mahasiswa. Menpera berharap universitas yang berpengalaman mengelola rusunawa dan asrama memberikan masukan kepada Kemenpera.

Sementara itu, rusunawa pekerja di KIMA 8 juga sudah siap huni dan dipakai. Pengelola menyatakan sedang mengurus masalah pasokan listrik dan air agar bisa segera dimanfaatkan. Menpera berharap pengelola segera berkoordinasi dengan pihak terkait agar permasalahan air dan listrik bisa cepat ditangani. (Sumber: kemenpera.go.id)

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Wednesday, March 10, 2010

Go Vertical! Berdayakan Lahan Terbatas

JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan perumahan di wilayah Jakarta semakin lama semakin terbatas. Akibatnya, para developer seringkali membangun perumahan dengan luas lahan yang "amat mungil" sehingga banyak ruang aktivitas yang tidak terakomodir. Nah, salah satu pemecahan masalah itu adalah dengan membangun rumah ke atas, alias Go Vertikal.

Pembangunan rumah dengan cara Go Vertical! ini memang bukan hal yang baru. Cara ini kerap digaungkan oleh arsitek ketika terbentur masalah lahan yang terbatas. Hal inilah yang dipaparkan oleh finalis ketiga Sayembara Desain Rumah, Kartiansmara Lilih Purna Umbara saat presentasi karyanya di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu (7/3/2010).


"Lahan yang sempit bukan batasan untuk menciptakan ruang aktivitas. Dengan cara Go Vertical!, masalah ini dapat teratasi dengan baik. Lahan sempit bisa termanfaatkan dengan optimal," terang Lilih.

Go Vertical! yang dimaksud oleh finalis asal Yogyakarta ini adalah memperluas lahan rumah ke atas bukan ke samping. Contoh konkritnya adalah penambahan lantai, yang tadinya lantai satu menjadi lantai dua.

Selain itu, dalam rancangan mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam Indonesia ini, dia menambahkan ramp (tangga) di bagian luar rumah yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua. Hal ini dilakukan untuk menyiasati ruang bermain anak yang terbatas.

Ukuran kemiringan ramp ini juga harus sesuai standard yaitu sekitar 8 derajat sampai 11 derajat. Ukuran ini untuk menjamin keselamatan pengguna terutama anak-anak yang akan sering berlarian di situ. "Lahan yang terbatas tidak lagi menjadi masalah, jika inovasi dalam ruangan bisa dilakukan. Seperti menambah ramp tadi misalnya." ungkap Lilih.

C8-10

Editor: wsn

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, March 6, 2010

Mengapa Properti di Malaysia Menarik bagi Orang Asing?

KOMPAS.com — Dalam 20 tahun terakhir ini, industri properti di Malaysia mengalami perubahan yang signifikan. Mengapa? Ada dua faktor. Pertama, kualitas dan desain mengalami perubahan yang dramatis. Tak ada yang mengatakan bahwa seluruh properti dibangun dengan jelek pada masa lalu atau semua properti yang dibangun sekarang dengan standar tinggi.

Yang pasti, ada peningkatan fokus dalam kualitas dan penggunaan bahan-bahan material yang lebih baik. Saat ini banyak pengembang percaya diri membangun rumah berkualitas tanpa khawatir properti itu tidak selesai tepat waktu atau menghadapi persoalan lainnya.


Saat ini banyak desain yang inovatif dan modern. Dalam dua dekade terakhir ini, arsitek Malaysia dan luar negeri telah merancang produk properti dengan melakukan revolusi desain. Memberi fokus yang kuat pada lingkungan dan lanskap memang sesuatu yang baru bagi Malaysia, namun ke depan akan menjadi hal biasa.

Kedua, pemerintah kini aktif mengajak orang asing membeli properti di Malaysia. Pada masa lalu, pemerintah membatasi orang asing membeli properti, tetapi sekarang hampir semua hambatan itu sudah disingkirkan. Tak ada pembatasan berapa jumlah rumah yang dapat dibeli orang asing di Malaysia.

Orang asing tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapat persetujuan dari Komite Investasi Asing (The Foreign Investment Committee/FIC) bila mereka membeli properti di Malaysia. Namun, mereka masih harus mendapatkan persetujuan dari otoritas negara dan ini membutuhkan waktu paling lama enam bulan.

Pajak pendapatan modal real estate sudah dihapus, jadi jika Anda menjual properti untuk memperoleh keuntungan, Anda tidak akan dikenakan pajak untuk itu. Di Malaysia, orang asing juga dapat membeli lahan kosong. Kesepakatan penjualan dan pembelian dapat dilakukan atas nama mereka dan ditulis dalam bahasa Inggris. Sejumlah kawasan dengan lahan sewa milik pemerintah juga bisa diperoleh. Waktu sewa biasanya berlaku sampai 99 tahun dan dapat diperbarui setelah masa perjanjian berakhir.

Kemungkinan salah satu aspek yang paling menarik dari properti Malaysia adalah harga yang murah. Real estate utama di pusat kota Kuala Lumpur, yang memiliki harga tertinggi di Malaysia, bernilai hingga 1.200 ringgit Malaysia (RM) per square foot, atau setara dengan 170 poundsterling atau 350 dollar AS. Nilai ini sama dengan 12.000 RM atau 1.695 poundsterling per meter persegi. Harga ini turun separuh jika Anda mencari lahan di dekat pusat kota, dan lebih rendah lagi jika lokasinya di luar kota Kuala Lumpur. Nilai tanah di kota Penang, misalnya, cenderung separuh dari harga di pusat kota Kuala Lumpur.

Ketika Anda membandingkan real estate utama Kuala Lumpur dengan Singapura, terlihat bahwa harga properti di Singapura 10 kali lebih mahal dibandingkan di Kuala Lumpur. Dan ini menunjukkan tawaran yang bernilai dari properti Malaysia bila dikombinasikan dengan umumnya biaya hidup yang relatif rendah. Ini merupakan kombinasi yang luar biasa bagi mereka yang berpikir akan menghabiskan masa pensiunnya di sini.

Apa yang tak boleh dibeli orang asing di Malaysia?
Ada beberapa jenis properti yang tidak boleh dibeli orang asing, yaitu properti dengan harga di bawah 250.000 RM (atau di bawah 350.000 RM di Sarawak). Hal ini untuk melindungi warga Malaysia yang berpendapatan menengah dan rendah dari tekanan inflasi pada pembelian rumah sederhana dan rumah sangat sederhana.

Orang asing juga tidak diizinkan membeli tanah cadangan Malaysia. Bagian-bagian tertentu di Malaysia hanya dapat dibeli oleh warga Malaysia sendiri. Sebagai tambahan, kawasan tertentu dibangun dan dikenal sebagai perkebunan buah-buahan dengan kepadatan bangunan minimal satu properti per acre (1 acre = 0,4046 hektar). Orang asing tidak diizinkan membeli tanah ini.

Harga real estate utama di Malaysia meningkat tajam dalam 10 tahun terakhir ini. Ini merupakan hasil dari meningkatnya minat orang asing dan performa ekonomi yang kuat setelah banyak orang Malaysia membeli rumah milik mereka. Diharapkan tren ini terus berlanjut, meskipun jumlah pembangunan baru mencegah hal ini terjadi begitu cepat. Yang tampak paling terlihat jelas adalah harga properti di pusat kota Kuala Lumpur. Nah, bagaimana dengan properti di Indonesia? (Robert Adhi Ksp)

Sumber: propertyinmalaysia.com

KSP

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

blogger templates | modified by www.jasa-bikin-web.blogspot.com