Saturday, May 8, 2010

Apartemen Di Bandung Banyak Diminati

Hunian Vertikal di Bandung Timur Prospektif

SUMEDANG, KOMPAS.com - Peluang pengembangan properti, terutama hunian vertikal, di kawasan Bandung timur masih sangat prospektif. Hal ini disebabkan pembangunan permukiman di pusat kota kian terbatas.

Chandra Tambayong, Komisaris PT Mahkota Inti Citra yang merupakan anak perusahaan PT Bandung Inti Graha, Rabu (5/5) di sela-sela kegiatan penunjukan kontraktor pembangunan Pinewood Apartment di Sumedang, mengatakan, keterbatasan tanah di Kota Bandung membuat arah pembangunan wilayah semakin melebar ke timur.

"Apalagi, wilayah Jatinangor telah menjadi kawasan pendidikan. Tentunya mahasiswa dan para pendukung kegiatan pendidikan di wilayah ini membutuhkan hunian yang terjangkau dan praktis," ungkapnya.

Buktinya, 350 unit atau 38 persen dari total 918 unit kamar di Pinewood Apartment sudah terjual. Menurut dia, sebagian besar pemesan adalah orangtua mahasiswa yang tinggal di luar kota, seperti Jakarta dan Surabaya.

Chandra juga mendorong pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota mendukung pengembangan hunian vertikal, terutama di kawasan padat, agar masalah kekurangan lahan teratasi. Ia meyakini, pemahaman masyarakat tinggal di rumah vertikal semakin tinggi. Karena itu, sudah saatnya pemerintah memberikan dukungan regulasi, bahkan insentif, terhadap rencana pembangunannya.

Menurut dia, pembangunan hunian vertikal diprioritaskan, misalnya, di kawasan kumuh. Apartemen bersubsidi hanya butuh sedikit ruang sehingga lahan yang tersisa dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.

Direktur Operasional PT Mahkota Inti Citra, Adhi Wijaya, menambahkan, pembangunan Pinewood Apartment di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dilakukan mulai 5 Juni 2010. Dia optimistis serapan pasar apartemen pertama di Sumedang ini sangat bagus. Sebab, letaknya berdekatan dengan empat lembaga pendidikan besar, yakni Universitas Padjadjaran, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Institut Manajemen Koperasi Indonesia, dan Universitas Winaya Mukti.

Ia menguraikan, pembangunan rumah vertikal dapat menghemat penggunaan lahan. Jika dikonversi ke permukiman mendatar (landed house), pembangunan 918 unit membutuhkan lahan 10 hektar lahan, sedangkan dalam bentuk vertikal hanya 30.000 meter persegi.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Real Estat Indonesia Jabar Hari Raharta mengakui, kawasan timur Kota Bandung menjadi salah satu area strategis. "Harga tanah di Bandung timur masih Rp 1,5 juta-Rp 2 juta, masih prospektif untuk digarap. Apalagi jika akses Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan sudah dibangun, kawasan Bandung timur kian ramai sehingga mendorong laju perekonomiannya," papar Hari. (Gregorius Magnus Finesso/KOMPAS Cetak Lembar Jawa Barat)

Editor: ksp

0 comments:

Post a Comment


blogger templates | modified by www.jasa-bikin-web.blogspot.com