Tuesday, December 28, 2010

Over Kredit Apartemen Latumenten

Untuk bapak/ibu yang sudah membeli unit apartemen dan ingin menjualnya kembali (over kredit) bisa menghubungi saya.... nanti saya akan bantu memasarkannya. biar cepet laku gitu.... :)

untuk konsumen2 baru yang ingin beli unit apartemen latumenten tapi dengan harga sedikit miring daripada harga resmi saat ini bisa menghubungi saya.

sekedar info saja... untuk unit baru tinggal yang type 2 kamar tidur dan sisa 7 unit lagi harga saat ini Rp. 233,3jt

Nah kalo cari yang over kredit di saya, bisa yang harganya miring... hehehe.... :)

Regards
RIO
02192703787

Baca Selengkapnya disini ....

Kemenpera Tawarkan Konsep Rumah Susun Swadaya


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) pada tahun 2011 mendatang menawarkan konsep pembangunan rumah susun (Rusun) Swadaya kepada masyarakat dan pemerintah daerah (Pemda). Pembangunan Rusun secara swadaya oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh Pemda dan Pemerintah Pusat melalui Kemenpera akan mampu mengurangi kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia.
Pembangunan Rusun Swadaya ini akan dilaksanakan dengan proses konsolidasi tanah antara pemilik tanah dan pemerintah. Masyarakat tak dirugikan mengingat tanah yang dimilikinya dapat lebih bermanfaat.
-- Jamil Anshari

Hal itu diungkapkan Deputi Menpera Bidang Perumahan Swadaya, Jamil Anshari kepada sejumlah wartawan seusai pelantikan pejabat Eselon I di Lingkungan Kemenpera yang dilaksanakan di Ruang Prambanan, Kantor Kemenpera, Jakarta, Senin (27/12). “Kami akan menawarkan konsep pembangunan Rusun secara swadaya kepada masyarakat dan Pemda,” ujar Jamil Anshari.

Jamil Anshari yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Menpera Bidang Hukum dan Pertanahan Kemenpera menyatakan, pembangunan Rusun Swadaya ini akan dilaksanakan dengan proses konsolidasi tanah antara pemilik tanah dan pemerintah. Dengan demikian, masyarakat tidak akan dirugikan mengingat tanah yang dimilikinya dapat lebih bermanfaat dan dapat mengurangi kawasan kumuh karena ketidakaturan pembangunan rumah yang ada saat ini.

Selain itu, ungkap Jamil Anshari, dirinya juga berharap pembangunan Rusun Swadaya tidak dilakukan dengan cara menggusur tapi dengan mengajak partisipasi aktif masyarakat dan khususnya Pemda setempat sehingga bangunan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

“Rusun Swadaya ini nantinya minimal dibangun empat lantai dan disesuaikan dengan luas tanahyang dimiliki oleh masyarakat. Melalui konsolidasi tanah yang dilakukan dapat diperoleh luas tanah yang sesuai dengan peruntukan Rusun,” tandasnya.

Program Rusun Swadaya ini, imbuh Jamil Anshari, untuk sementara waktu akan dilaksanakan di tiga lokasi dimana Pemda setempat telah mengajukan proposal pembangunan. Ke tiga lokasi yang dimaksud antara lain di Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Tangerang.

Lebih Lanjut, Jamil Anshari menyatakan, untuk mengatasi masalah sertifikasi tanah masyarakat pemerintah pusat akan membantu proses sertifikasi tanah dengan cara menggratiskan pengurusannya. Pemerintah bahkan telah menganggarkan biaya untuk menggratiskan pembuatan sertifikasi sekitar 30.000 sertifikat tanah masyarakat dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, November 11, 2010

Menpera: Tinggal di Rusun Lebih Hemat dan Efisien


SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menyatakan, biaya serta pola hidup di rumah-rumah susun atau vertikal pada dasarnya mengajarkan orang untuk berhemat dan lebih efisien.
Hidup di rumah susun itu bisa lebih efisien. Sebab penghuni tidak perlu memasukkan barang-barang yang terlalu banyak serta tidak membeli barang yang tidak perlu.
-- Suharso Monoarfa

Pasalnya, untuk tinggal di rumah yang berukuran studio atau huniandengan satu atau dua kamar tidur para penghuninya tidak perlu membeli barang-barang yang terlalu banyak sehingga dapat meminimalisir pengeluaran serta hidup lebih efisen.

“Hidup di rumah susun itu bisa lebih efisien. Sebab penghuni tidak perlu memasukkan barang-barang yang terlalu banyak serta tidak membeli barang yang tidak perlu,” ujar Menpera saat memberikan kuliah umum dengan tema “Penyediaan Perumahan Bagi Angkatan Kerja Pertama” pada acara Youth Urban Forum sebagai rangkaian Peringatan Hari Habitat Dunia 2010 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Senin (8/11) siang.

Menpera menjelaskan, pola hidup di rumah susun dan rumah tapak tentunya sangat berbeda. Di Rusun para penghuni mau tidak mau harus mengatur barang-barang sedemikian rupa sehingga nyaman untuk ditempati. Keberadaan gudang di Rusun tentunya menjadi suatu hal yang harus dihindari mengungat luas bangunan yang tidak terlalu besar.

“Kalau perlu mereka yang tinggal di Rusun hanya perlu enam pasang pakaian dan dua pasang sepatu. Kalau semua barang-barang dimasukkan tentunya Rusun akan menjadi sempt,” terangnya.

Menpera juga mengajak para mahasiswa untuk membiasakan hidup di Rusun dan menabung agar dapat memiliki rumah yang diimpikan sejak masa-masa kuliah. Pasalnya, dengan keterbatasan lahan yang ada pembangunan rumah-rumah vertikal akan terus berkembang di kemudian hari.

“Saya juga mengajak mahasisa untuk lebih kreatif serta menabnung sehingga ke depan dapat memiliki modal yang cukup sehingga dapat membeli rumah yang diimpikan,” harapnya.

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, November 6, 2010

Pengembang Optimistis Rumah Susun Tak Tersendat Lagi


BANDUNG, KOMPAS.com - Pengembang rumah sejahtera susun di Bandung, Jawa Barat optimistis, fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang digulirkan sejak Oktober lalu akan menjadi solusi untuk proses pemilikan hunian tersebut yang kini tersendat.

Senior Vice President Marketing PT Menara Karsa Mandiri, Harry M Harnandi di Bandung, Jumat (5/11), mengatakan, proses pemilikan sekitar 250 unit Buah Batu Park Apartment mandek karena masalah subsidi. Sudah sekitar 10 bulan mereka belum melakukan akad kredit.

Pemilikan terhambat karena konsumen sudah memesan unit tapi subisidi pola lama tiba-tiba dihentikan. Sudah sekitar 10 bulan ketidakjelasan itu berlangsung, katanya.

Konsumen diperkirakan bersedia mengambil FLPP karena lebih menguntungkan daripada harus membayar secara komersial. Kalaupun mereka lebih setuju pola subsidi lama, sistem itu sudah dihentikan. Karena itu, kami yakin konsumen mau menerima FLPP, katanya.

Apalagi, dana untuk FLPP terbatas. Keuntungan dari FLPP yakni, konsumen bisa mendapatkan keringanan biaya hingga Rp 33 juta. Biaya itu terdiri dari pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 14 juta dan subsidi angsuran sebesar Rp 19 juta.

Karena itu, menurut Harry, pihaknya akan mensosialisasikan FLPP kepada konsumen dengan pemilikan unit yang tersendat. Besok kami akan sosialisasikan melalui media massa . Kami yakin, pekan depan semua konsumen itu sudah melakukan akad kredit, katanya.

Menurut Harry, konsumen dengan pemilikan unit yang terhambat merupakan pemesan hunian di menara B dan D Buah Batu Park Apartment. Jumlah total hunian di dua menara itu sekitar 700 unit. Menara lain yang sedang dibangun yakni E, A, dan C dengan jumlah total hunian sekitar 800 unit.

Unit di menara B, D, dan E sudah terjual habis. Adapun hunian di menara A dan C sudah dipasarkan sejak Mei 2010 dan tersisa sekitar 200 unit. Kalau konsumen yang baru memesan unit dan berhak mendapatkan FLPP akan kami arahkan untuk memanfaatkan fasilitas itu, ujarnya.

Direktur Utama PT Menara Karsa Mandiri Widhyastono mengatakan, konsumen yang berhak akan rugi jika tak mengambil FLPP. Penerima FLPP mencicil angsuran sebesar Rp 900.000 yang tak berubah selama 15 tahun. Kalau sudah lama, cicilan itu tak akan terasa berat, katanya. (Dwi Bayu Radius)

Baca Selengkapnya disini ....

Wednesday, November 3, 2010

Gandeng Wika, Perumnas Bangun Apartemen


JAKARTA, KOMPAS.com - Tak puas hanya mengembangkan perumahan, Perum Perumahan Nasional (Perumnas) berniat membangun proyek apartemen. Untuk melancarkan rencana tersebut, Perumnas menggandeng badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Himawan Arief Sugoto, Direktur Utama Perum Perumnas, menyebutkan, proyek apartemen ini akan menelan investasi sebesar Rp 1 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal, pinjaman BUMN lain, dan pinjaman perbankan. Ia tidak merinci detail bangunan dan jumlah apartemen tersebut. "Saya berharap, pembangunan apartemen tersebut bisa dilaksanakan tahun depan," ujarnya.

Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo membenarkan mengenai rencana kerjasama dengan Perumnas dalam pengembangan bisnis properti. Namun dia enggan mengungkapkan detail rencana ini. "Kami ada sinergi dengan Perumnas," ujar Bintang singkat.

Sebelumnya, WIKA dan Perumnas telah bekerjasama dalam proyek rumah susun milik (rusunami) di Malaka Green Klender, Jakarta Timur. Nilai proyeknya sekitar Rp 100 miliar. Dalam proyek apartemen, Perumnas akan bertindak sebagai pemilik proyek. WIKA akan bertindak sebagai kontraktor dengan skema engineering, procurement, contract (EPC).

Walaupun melebarkan sayap usaha ke bisnis apartemen, Perumnas tidak mengabaikan bisnis utamanya, membangun proyek perumahan. Tahun depan, Perumnas akan membangun sekitar 20.000 unit rumah. Sebagian besar adalah proyek perumahan kelas menengah dan menengah atas.

Untuk mendanai proyek tersebut, Perumnas berusaha mendapat dana dari lantai bursa dengan menerbitkan obligasi tahun depan. "Target dananya sebesar Rp 1,5 triliun," imbuh Himawan.

Tahun ini, Perumnas menargetkan pembangunan sekitar 15.000 unit rumah. Dananya dari subsidi pemerintah sebesar Rp 300 miliar. Selain itu, Perumnas juga menggarap perumahan karyawan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, PT Kereta Api, dan Perum Bulog.

Saat ini, pangsa pasar properti yang dikembangkan Perumnas di dalam negeri baru sekitar 10 persen dari kebutuhan 180.000 rumah per tahun. Sampai tahun 2013 mendatang, Perumnas menargetkan untuk membangun 50.000 unit rumah per tahun. (Fitri Nur Arifenie/KONTAN)

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, September 18, 2010

Kredit Rusunami Hanya Tercapai 30 Persen dari Target

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran kredit rumah susun sederhana milik atau rusunami subsidi dengan pola fasilitas likuiditas kemungkinan hanya tercapai 30 persen dari target pemerintah sebanyak 30.000 unit.

Lambannya penerapan pola fasilitas likuiditas (FL) dan petunjuk pelaksanaannya membuat perbankan hingga kini masih menghentikan penyaluran kredit rumah susun bersubsidi.

Wakil Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah di Jakarta, Senin (9/8), mengemukakan, pihaknya siap menyalurkan kredit rusunami bersubsidi dengan pola FL.

Namun, sampai saat ini belum ada petunjuk teknis tentang persyaratan dan penyaluran FL sehingga FL untuk kredit rumah susun belum bisa diterapkan.

”Dengan sisa waktu penyaluran kredit sampai akhir tahun hanya lima bulan, penyaluran kredit rumah susun subsidi kemungkinan hanya terserap maksimum sebanyak 10.000 unit,” ujar Evi.

Ia mengemukakan, hingga Juni 2010, total penyaluran kredit rumah subsidi berkisar 50.000 unit, yakni berupa rumah sederhana sehat (RSH). Adapun kredit rusunami bersubsidi masih terhenti.

Pemerintah menargetkan penyaluran rumah subsidi pada tahun 2010 sebanyak 150.000 RSH dan 30.000 rusunami.

Sejak awal tahun 2010, perbankan menghentikan penyaluran kredit rusunami bersubsidi karena menunggu pemberlakuan pola FL.

Payung hukum fasilitas likuiditas diterbitkan pemerintah pada Juli 2010, tetapi belum diikuti petunjuk teknis pelaksanaan.

Selama ini, rata-rata kontribusi BTN dalam penyaluran kredit rumah bersubsidi mencapai 97 persen dari total kredit rumah subsidi oleh perbankan.

Terkait penerapan fasilitas likuiditas, Evi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana untuk pembiayaan dari penerbitan obligasi senilai Rp 1,6 triliun.

Dari jumlah itu, sekitar Rp 800 miliar dana akan disatukan (blended) dengan dana pemerintah sebesar Rp 2,6 triliun untuk pembiayaan perumahan subsidi. Dengan demikian, suku bunga kredit untuk FL diharapkan tidak lebih dari 9 persen per tahun. (Brigita Maria Lukita)

Baca Selengkapnya disini ....

Tuesday, September 7, 2010

Kepemilikan Apartemen Bersubsidi Tersendat

BANDUNG, KOMPAS.com - Proses kepemilikan hampir 4.000 apartemen di Indonesia tersendat karena pemerintah menghentikan sementara penerapan pola subsidi. Masyarakat berpenghasilan terbatas yang telah memesan unit apartemen tidak dapat melanjutkan proses untuk memiliki hunian itu.

Asisten Deputi Urusan Penyediaan Rumah Susun Kementerian Perumahan Rakyat Pangihutan Marpaung di Bandung, akhir pekan lalu, mengatakan, saat ini penerapan subsidi sedang memasuki masa transisi dari pola lama ke baru.

Pola lama yang berlaku sejak 2007 hingga akhir 2009 itu memberikan subsidi dalam bentuk uang muka ringan 12,5 persen dari harga apartemen, bantuan uang muka Rp 5 juta-Rp 7 juta, subsidi suku bunga kredit 2,5 persen, dan bebas pajak pertambahan nilai.

"Baru tahun 2011 likuiditas awal dana akan dilakukan untuk pola subsidi baru. Kami telah menyiapkan dana Rp 3 triliun. Pola subsidi pasti berjalan lagi," katanya.

Semula, pola subsidi baru akan diterapkan pada Juli 2010. Namun, pemerintah masih harus melakukan penyempurnaan dan memenuhi syarat sehingga sistem baru tidak terlaksana sesuai jadwal. Syarat itu seperti difungsikannya Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan, sumber daya manusia, dan organisasi itu yang direncanakan terlaksana pada 2011.

Guna mengantisipasi ketidakjelasan status pemilikan apartemen karena hambatan subsidi, pemerintah telah menyalurkan dana Rp 400 miliar selama masa transisi pada 2010. Pengembang yang mengalami kendala karena subsidi dapat mengajukan permintaan dana itu.

Menurut Pangihutan, sekitar 300 apartemen dengan proses pemilikan yang bermasalah berada di Bandung. Jumlah itu termasuk besar mengingat apartemen yang dibangun di Bandung pada 2010 hanya sekitar 1.000 unit. Adapun jumlah yang dibangun di Indonesia sekitar 30.000 unit.

Subsidi dihentikan
Senior Vice President Marketing PT Menara Karsa Mandiri Harry M Harnandi menuturkan, proses pemilikan sekitar 250 unit Buah Batu Park Apartment mandek karena masalah subsidi. Konsumen sudah memesan unit, tetapi tiba-tiba subsidi dihentikan.

"Akibatnya, akad kredit tak bisa dilakukan. Konsumen memesan unit di menara B dan D yang terdiri dari total 720 unit," katanya.

Jika subsidi lancar, mereka direncanakan bisa menghuni unit pada akhir 2010. Soal dana dari pemerintah yang bisa diajukan untuk mengatasi masalah subsidi, Harry menjelaskan, petunjuk untuk memperoleh bantuan itu belum disampaikan sehingga ia kesulitan mendapatkannya.

Kini konsumen yang terkatung-katung masih menunggu pola subsidi baru. Akan tetapi, muncul kekhawatiran jika pola baru tidak sesuai harapan. Harry berharap, subsidi dapat diterapkan dengan lancar secepatnya karena bunga bank harus dibayar.

"Jika subsidi lancar, cicilan konsumen berjalan. Kami pun bisa membayar kredit dari perbankan. Lalu bunganya akan lebih rendah," katanya. Harry menegaskan, pembangunan Buah Batu Park Apartment terus berjalan sehingga konsumen yang sedang dalam pembayaran tidak perlu merasa cemas.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia Jabar Hari Raharta menyatakan, pembangunan hunian vertikal membutuhkan dukungan pemerintah daerah. Dukungan itu misalnya infrastruktur dan akses transportasi umum ke hunian. (Dwi Bayu Radius)

Baca Selengkapnya disini ....

Monday, August 30, 2010

Kredit Rusunami Hanya Tercapai 30 Persen dari Target

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran kredit rumah susun sederhana milik atau rusunami subsidi dengan pola fasilitas likuiditas kemungkinan hanya tercapai 30 persen dari target pemerintah sebanyak 30.000 unit.

Lambannya penerapan pola fasilitas likuiditas (FL) dan petunjuk pelaksanaannya membuat perbankan hingga kini masih menghentikan penyaluran kredit rumah susun bersubsidi.

Wakil Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah di Jakarta, Senin (9/8), mengemukakan, pihaknya siap menyalurkan kredit rusunami bersubsidi dengan pola FL.

Namun, sampai saat ini belum ada petunjuk teknis tentang persyaratan dan penyaluran FL sehingga FL untuk kredit rumah susun belum bisa diterapkan.

”Dengan sisa waktu penyaluran kredit sampai akhir tahun hanya lima bulan, penyaluran kredit rumah susun subsidi kemungkinan hanya terserap maksimum sebanyak 10.000 unit,” ujar Evi.

Ia mengemukakan, hingga Juni 2010, total penyaluran kredit rumah subsidi berkisar 50.000 unit, yakni berupa rumah sederhana sehat (RSH). Adapun kredit rusunami bersubsidi masih terhenti.

Pemerintah menargetkan penyaluran rumah subsidi pada tahun 2010 sebanyak 150.000 RSH dan 30.000 rusunami.

Sejak awal tahun 2010, perbankan menghentikan penyaluran kredit rusunami bersubsidi karena menunggu pemberlakuan pola FL.

Payung hukum fasilitas likuiditas diterbitkan pemerintah pada Juli 2010, tetapi belum diikuti petunjuk teknis pelaksanaan.

Selama ini, rata-rata kontribusi BTN dalam penyaluran kredit rumah bersubsidi mencapai 97 persen dari total kredit rumah subsidi oleh perbankan.

Terkait penerapan fasilitas likuiditas, Evi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana untuk pembiayaan dari penerbitan obligasi senilai Rp 1,6 triliun.

Dari jumlah itu, sekitar Rp 800 miliar dana akan disatukan (blended) dengan dana pemerintah sebesar Rp 2,6 triliun untuk pembiayaan perumahan subsidi. Dengan demikian, suku bunga kredit untuk FL diharapkan tidak lebih dari 9 persen per tahun. (Brigita Maria Lukita)

Baca Selengkapnya disini ....

Friday, July 23, 2010

Apartemen Sewa Jangka Pendek Lebih Banyak Dicari

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas sewa selama kuartal kedua tahun 2010 mengalami peningkatan pada tingkat hunian di semua sub-sektor apartemen sewa. Apartemen servis mencatat kenaikan paling tinggi yang berasal dari sewa jangka pendek sehubungan dengan adanya liburan dan program-program pelatihan jangka pendek.
Pada kuartal kedua tahun 2010 ini juga, terlihat semakin banyak apartemen khusus sewa yang menawarkan sewa bulanan bahkan mingguan dan makin banyak apartemen servis yang menawarkan sewa harian

Demikian hasil riset konsultan properti, Cushman & Wakefield, yang dipaparkan Head of Research and Advisory Department Cushman & Wakefield, Arief Rahardjo, Rabu (21/7/2010), di Bursa Efek Jakarta.

"Pada kuartal kedua tahun 2010 ini juga, terlihat semakin banyak apartemen khusus sewa yang menawarkan sewa bulanan bahkan mingguan dan makin banyak apartemen servis yang menawarkan sewa harian," ujarnya kepada para wartawan.

Total permintaan unit apartemen sewa tercatat pada 30.241 unit dengan tingkat hunian sebesar 61,9 persen, meningkat 0,4 persen dari kuartal sebelumnya.

Dibandingkan dengan sub sektor lainnya, tingkat hunian apartemen servislah yang paling tinggi. Tingkat hunian apartemen servis memang yang mengalami peningkatan sebesar 4 persen dari 66,6 persen pada kuartal menjadi 70,6 persen pada kuartal ini. Peningkatan berasal dari keluarga domestik yang tinggal selama liburan.

Tingkat hunian apartemen khusus sewa dan kondominium sewa juga mengalami kenaikan masing-masing yakni sebesar 0,9 persen menjadi 69,9 persen dan naik 0,7 persen menjadi 60,6 persen pada kuartal kedua tahun 2010.

Tingkat penyerapan apartemen servis juga lebih banyak jika dibandingkan apartemen khusus sewa yakni 148 unit berbanding 58 unit.

Pasokan apartemen servis mendatang berasal dari proyek Citadines Jakarta yang beroperasi bulan September 2010 dan The H Tower Residence yang beroperasi tahun 2011. "Akan ada beberapa proyek apartemen servis dan apartemen khusus sewa yang sebelumnya hanya menawarkan sewa jangka panjang mulai menawarkan sewa jangka pendek. Diperkirakan penawaran seperti ini akan lebih diminati," ujar Arief. (Sabrina Asril)

Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, July 1, 2010

Cowell Bangun Apartemen WestMark di Tanjungduren

JAKARTA, KOMPAS.com - Momentum rendahnya suku bunga perbankan tak begitu saja ingin dilewatkan oleh perusahaan properti, seperti misalnya PT Cowell Development Tbk (COWL). Tahun ini, melalui anak usahanya, PT Sandi Mitra Selaras, Cowell akan membangun dan mengembangkan apartemen bernama WestMark Apartment.

Hari Dhoho, Direktur PT Cowell Development Tbk seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) hari Kamis (24/6) mengatakan, apartemen anyar ini rencananya terdiri dari 30 lantai, dengan 620 unit. Lokasi yang dipilih terletak di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Hari menyebutkan, nilai proyek WestMark mencapai Rp 235 miliar. Sebanyak Rp 135 miliar akan didanai dari dana internal. Sedangkan Rp 100 miliar lainnya akan diperoleh dari pinjaman perbankan. Apartemen ini akan di lounching antara 2 hingga 3 bulan mendatang.

Cowell Development telah mengakuisisi 99,99 persen saham Sandi Mitra Selaras pada Maret 2008 silam. (Yuwono Triatmodjo/KONTAN)

Baca Selengkapnya disini ....

Tuesday, June 15, 2010

Grup Lodha Bangun Apartemen Tertinggi di Dunia di Mumbai, India

MUMBAI, KOMPAS.com — Menara residensial tertinggi di dunia akan dibangun di Mumbai, India. Lodha Group yang bermarkas di Mumbai akan membangun gedung pencakar langit berlantai 117 di lahan seluas 17 acre (68.796 meter persegi) di Lower Parel di jantung kota. Tingginya mencapai 442 meter sehingga akan mengalahkan gedung residensial tertinggi di Australia (323 meter). Di menara ini akan dibangun pula 276 apartemen mewah.

Gedung ini akan menjadi ikon Mumbai dan simbol bagi India di panggung ekonomi dan kebudayaan global, demikian pernyataan yang dikeluarkan Grup Lodha.

Grup Lodha menunjuk arsitek Pei Cobb Freed and Partners yang berkantor di New York, Amerika Serikat, untuk merancang menara residensial tertinggi di dunia itu. Kantor arsitek ini sudah merancang Louvre Pyramid di Paris, Bank of China Tower di Hongkong, dan John Hancock Tower di Boston, Amerika Serikat.

Antara dua acre (8.093 m2) dan tiga acre (12.140 m2) akan dicadangkan sebagai ruang terbuka. Konstruksi gedung ini diperkirakan akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan dan akan rampung pada tahun 2014.

“Melalui kemitraan dengan arsitek, desainer, dan insinyur global, kami bertujuan membawa Mumbai menjadi sebuah landmark yang dapat memberi ilustrasi tentang spirit Mumbai untuk selalu terbang ke tempat yang lebih tinggi melalui kerja keras dan hasrat yang kuat,” ungkap Abhisheck Lodha, Direktur Lodha.

Harga properti residensial di India terus meningkat, terutama apartemen kelas atas yang banyak diminati. Perusahaan ini melakukan negosiasi dengan orang asing dan penata keuangan lokal untuk mendanai proyek ini.

“Ini proyek raksasa yang tentu harganya sangat mahal. Kami mengantisipasi permintaan individual-individual berharga yang memiliki jaringan,” kata Yashwant Dalal, President of The Estate Agents Association of India.

Proyek ini juga termasuk membangun vila-vila mewah dengan kolam renang pribadi, pusat perbelanjaan high-end, dan gedung perkantoran. Beberapa pembeli sudah mem-booking tempat sebelum peluncuran resmi yang dijadwalkan digelar akhir bulan Juni ini.

Pawan Swamy, Managing Director Jones Lang Lasalle Meghraj di India barat, sebuah perusahaan konsultan real estat global, menyebutkan, pengembang Lodha memiliki izin untuk membangun proyek yang mirip di daerah yang baru saja mereka akusisi, yaitu di Wadala.

Anand Gupta dari All India Builders Association of India mengatakan, semua orang India harus bangga pada proyek ini. “Ini merupakan simbol pembangunan dan kemajuan Mumbai,” tambahnya. (Robert Adhi Ksp/Property Wire)

KSP

Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, June 10, 2010

Topping Off Apartemen Menara Latumenten

Bersama dengan ini saya mengundang seluruh pembaca setia blog saya.... untuk dapat hadir di

acara Topping Off
dimeriahkan oleh DENNY DARKO - MAGICIAN
SABTU, 12 JUNI 2010
PKL 10.00 - SELESAI

jangan lupa kalo ada yang mau beli/ referensiin temennya telpon saya dulu ya.... hehehe :)


Baca Selengkapnya disini ....

Proggress terbaru apartemen menara latumenten - sudah lantai 21 loh!!!




masih ada lagi loh... klik aja baca selengkapnya....







Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, June 5, 2010

Penghuni Apartemen Menolak Disensus

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas pencacah lapangan hanya bisa mendata 40 persen penduduk apartemen di wilayah Jakarta Selatan. Pendataan penduduk belum bisa dilakukan di sebagian besar apartemen yang berjumlah 97 di wilayah ini. Penghuni menolak mengisi formulir sensus yang diberikan oleh petugas pencacah.

"Salah satu apartemen yang penghuninya banyak menolak mengisi formulir ada di Apartemen Taman Rasuna Said. Dari 2.700 rumah tangga sasaran sensus, hanya 269 rumah tangga yang mengisi formulir petugas," tutur Kepala Badan Pusat Statistik Jakarta Selatan Danang Satria, Senin (31/5) di Jakarta.

Dampak dari persoalan ini, tutur Danang, mengurangi akurasi sensus penduduk tahun 2010 ini. Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah mengenai pendidikan, kesehatan, dan persoalan lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Secara umum, di wilayah Jakarta Selatan petugas pencacah berhasil melakukan sensus 98,3 persen di 6.233 blok sensus.

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Friday, May 28, 2010

Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup

SOLO, KOMPAS.com - Direktur Solo Paragon Jessica Tji berpendapat, tinggal di apartemen saat ini telah menjadi suatu gaya hidup. Kehidupan menjadi lebih simpel dan efektif. Para investor tidak hanya akan menikmati capital gain dari investasi unit apartemen, tetapi juga rental income, dan itulah keunikan berinvestasi properti.

Menurut Jessi kepada Kompas.com di Solo hari Jumat (21/5/10), sarana KPA dari bank memberikan banyak kemudahan dalam berinvestasi. Banyak investor memanfaatkan fasilitas ini, untuk memiliki apartemen dengan cicilan yang sangat terjangkau. “Itulah keunikan lainnya dalam berinvestasi properti,” kata Jessi,

Apartemen Solo Paragon berlantai 25 merupakan apartemen pertama yang dibangun di Jawa Tengah, juga tertinggi di daerah ini. “Para investor pun melihat ini sebagai suatu opportunity yang baru, kesempatan emas untuk berinvestasi apalagi kami juga menyediakan investasi condotel yaitu unit apartemen yang kami operasikan sebagai hotel bersama dengan kepastian rental guarantee dan profit-sharing setiap tahunnya.” kata Jessi.

Selain condotel, unit residence yang tersedia di apartemen itu dapat ditinggali atau dapat juga disewakan. Mereka yang memilih unit residence dengan program long stay misalnya, mendapatkan promo rental guarantee untuk 2,5 tahun (25 persen, 10 persen tiap tahunnya), namun tetap dapat leluasa menempati unitnya di tahun berikutnya setelah rental guarantee berakhir.

“Kalau misalnya investor belum ingin menempati unitnya sekarang, unit tersebut tetap memberikan rental revenue, jadi tidak ada ruginya. Sebaliknya condotel langsung dikelola oleh operator hotel, yang dalam hal ini Tauzia Hotel Management,” kata Jessi, cucu Gunarso Margono, pemilik Grup Gapura Prima itu.

Apartemen Solo Paragon memiliki sejumlah fasilitas antara lain sistem keamanan 24 jam, CCTV dan sistem kartu magnetik, akses internet dan wifi berkecepatan tinggi. Selain itu juga ada lapangan olahraga outdoor, kolam renang, tempat fitness, area barbeque, spa dan sauna, layanan laundry dan dry cleaning.

Penghuni apartemen juga dapat menikmati fasilitas pusat perbelanjaan Solo Paragon, yang berfokus pada gaya hidup masa kini.

KSP

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, May 20, 2010

Margahayu Land Bangun The Suites & Metro Apartement

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Manoarfa meletakkan batu pertama pembangunan "The Suites & Metro Apartement" di Kelurahan Jatisari, Kota Bandung, Selasa.

Apartemen yang dibangun oleh Margahayu Land tersebut merupakan salah satu dari target lima "tower" apartemen yang akan dibangun perusahaan pengembang properti itu.

Hadir pada kesempatan itu Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan, Walikota Bandung H Dada Rosada, Ketua KADIN Jabar H Agung Suryamal Sutrisno serta ikon properti Anisa Trihapsari dan Thomas Jorgi.

"Kekurangan perumahan di Indonesia masih cukup besar, terutama di Jawa Barat, khususnya lagi di Kota Bandung. Kementerian Perumahan mendorong pengembang properti membangun perumahan dan "tower-tower" apartemen dan rusunami di lokasi padat penduduk," kata Menpera.

Menpera meminta regulasi kabupaten, kota dan provinsi memberikan kemudahan mendapatkan lokasi perumahan dan rumah susun. Menurut Suharso, dalam beberapa kasus pengembang kesulitan mendapatkan lokasi perumahan, perizinan, IMB serta kesulitan akibat regulasi.

"Kami memberi apresiasi Pemkot Bandung dan Pemprov Jawa Barat yang memfasilitasi pengembangan perumahan dan apartemen. Yang dibutuhkan adalah kejelasan peruntukan lokasi perumahan, kemudahan perizinan dan juga adanya kemudahan proses perizinan lainnya," kata Suharso.

Menpera Suharso Manoarfa juga menyebutkan dalam waktu dekat pihaknya akan menyalurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) perumahan untuk provinsi dan kabupaten/kota. "DAK akan mensinergiskan program perumahan di daerah, salah satunya untuk mempercepat proses pengadaan perumahan untuk mengatasi kekurangan rumah saat ini," kata Menpera.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan meminta agar pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perumahan untuk menyalurkan 20 persen anggaran perumahan untuk Jawa Barat. Hal itu, menurut gubernur, sangat penting karena Jabar dengan penduduk terbesar di Indonesia memiliki 20 persen permasalahan perumahan secara nasional.

"Jadi dengan mengalokasikan 20 persen anggaran perumahan untuk Jabar artinya 20 persen permasalahan perumahan di Jabar bisa teratasi," kata Gubernur Heryawan.

Gubernur menyebutkan, kekurangan rumah di Jawa Barat saat ini mencapai satu juta unit, sedangkan pemenuhannya masih terhambat oleh beberapa faktor baik dari sisi pengembang maupun perizinan.

Sementara itu Walikota Bandung, H Dada Rosada menyebutkan Kota Bandung memerlukan sekitar 300 ribu unit rumah lagi, baik itu perumahan maupun "tower-tower" rumah susun dan apartemen.

Walikota Bandung mengingatkan para pengembang untuk memperhatikan dampak lingkungan dan mendukung program penghijauan dan konservasi air di Kota Bandung. "Saya hanya akan beri izin dan meresmikan proyek bangunan bila melakukan penanaman pohon dan melepas burung. Minimal lahan 25 meter persegi harus diganti penanaman satu pohon," kata Dada.

Ia menyebutkan, Kota Bandung akan memfasilitasi pembangunan tower di 10 lokasi di kota itu yakni di kawasan Tamansari, Linggawastu, Braga, Jamika, Rancacili, Burangrang, Gedebage, Cicadas dan beberapa lokasi lainnya.

Sementara itu Direktur Utama Margahayu Land yang juga Ketua REI Jawa Barat Hari Raharta menyebutkan, pihaknya menargetkan lima "tower" apartemen" di Kota Bandung. (ANT)

KSP

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, May 15, 2010

Subsidi Silang Kepemilikan Asing, Pengembang Wajib Bangun Rusunami

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah selayaknya punya perencanaan yang matang dalam revisi aturan kepemilikan properti oleh warga asing di Indonesia. Perpanjangan hak pakai properti untuk warga asing harus diikuti kompensasi subsidi silang dalam industri properti.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda di Jakarta, Minggu (9/5), menegaskan, pemerintah jangan didikte pengembang besar dalam merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 41/1996 tentang Pemilikan Rumah Tinggal atau Hak Hunian bagi Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia.

”Kemudahan kepemilikan properti bagi warga asing harus jadi momentum untuk memberlakukan subsidi silang bagi pembangunan rumah susun sederhana untuk rakyat,” ujar Ali.

Caranya, mewajibkan pengembang apartemen mewah bagi orang asing membangun rumah susun sederhana milik. Pengembang properti asing yang membangun satu hunian wajib membangun tiga rumah susun sederhana milik.

Menurut Staf Ahli Menteri Perumahan Rakyat Bidang Hukum dan Pertanahan Jamil Ansari, penerapan pola pembangunan rumah mewah, rumah menengah, dan rumah sederhana sehat dengan rasio 1 : 3 : 6 sedang dikaji dalam revisi PP.

Pengembang yang membangun satu hunian mewah bagi warga asing membangun tiga rumah menengah bagi warga Indonesia, dan enam rumah sederhana atau rumah susun sederhana milik. Pola serupa sebenarnya berlaku bagi pengembang properti mewah. Namun, selama ini, jika pola itu tidak diterapkan, pengembang dapat membayar kompensasi kepada pemerintah daerah. Uang kompensasi itu digunakan pemda untuk membangun hunian sederhana.

Aturan kepemilikan properti oleh orang asing yang dinilai menghambat investasi terkait hak pakai properti oleh orang asing yang dibatasi 25 tahun, dapat diperpanjang 20 tahun, dan selanjutnya 25 tahun. Sementara di Singapura, kepemilikan properti oleh orang asing bisa langsung 99 tahun, bahkan di China 999 tahun.

Dalam Revisi PP No 41/1996, kata Jamil, orang asing harus mengajukan perpanjangan hak pakai properti dari 25 tahun, diperpanjang 20 tahun, dan selanjutnya 25 tahun. Namun, prosedur perpanjangan dan pembaruan hak pakai otomatis. ”Hak pakai langsung 70 tahun akan bertentangan dengan materi UU Pokok Agraria,” ujar dia. (Brigita Maria Lukita/KOMPAS Cetak)

Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, May 13, 2010

Sewa Kios Apartemen Menara Latumenten

bagi bapak ibu yang sedang mencari unit KIOS di apartemen latumenten untuk di SEWA, bisa langsung telepon saya


RIO
02192703787

saya ada unit KIOS yang siap di SEWA
Just info, seluruh unit apartemen dan kios di latumenten sudah habis terjual


Bila anda mengetahui info apartemen Menara Latumenten dari BLOG ini diharapkan untuk melakukan transaksi pembelian melalui saya (RIO), jangan dengan marketing lain ya. karena ini sudah merupakan wujud usaha saya.. Thanks & Regards 


RIO
02192703787
 

Baca Selengkapnya disini ....

Sewa Apartemen Menara Latumenten

bagi bapak ibu yang sedang mencari unit apartemen latumenten untuk di SEWA, bisa langsung telepon saya


RIO
02192703787

saya ada unit 2 kamar tidur dan Studio yang siap di SEWA
Just info, seluruh unit apartemen latumenten sudah habis terjual


Bila anda mengetahui info apartemen Menara Latumenten dari BLOG ini diharapkan untuk melakukan transaksi pembelian melalui saya (RIO), jangan dengan marketing lain ya. karena ini sudah merupakan wujud usaha saya.. Thanks & Regards 


RIO
02192703787
 

Baca Selengkapnya disini ....

Jual Over Kredit Apartemen Menara Latumenten

bagi bapak ibu yang sedang mencari unit apartemen latumenten, bisa langsung telepon saya


RIO
02192703787

saya ada unit 2 kamar tidur dan Studio yang siap di Over Kredit
Just info, seluruh unit apartemen latumenten sudah habis terjual

Bila anda mengetahui info apartemen Menara Latumenten dari BLOG ini diharapkan untuk melakukan transaksi pembelian melalui saya (RIO), jangan dengan marketing lain ya. karena ini sudah merupakan wujud usaha saya.. Thanks & Regards 

RIO
02192703787
 

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, May 8, 2010

Apartemen Di Bandung Banyak Diminati

Hunian Vertikal di Bandung Timur Prospektif

SUMEDANG, KOMPAS.com - Peluang pengembangan properti, terutama hunian vertikal, di kawasan Bandung timur masih sangat prospektif. Hal ini disebabkan pembangunan permukiman di pusat kota kian terbatas.

Chandra Tambayong, Komisaris PT Mahkota Inti Citra yang merupakan anak perusahaan PT Bandung Inti Graha, Rabu (5/5) di sela-sela kegiatan penunjukan kontraktor pembangunan Pinewood Apartment di Sumedang, mengatakan, keterbatasan tanah di Kota Bandung membuat arah pembangunan wilayah semakin melebar ke timur.

"Apalagi, wilayah Jatinangor telah menjadi kawasan pendidikan. Tentunya mahasiswa dan para pendukung kegiatan pendidikan di wilayah ini membutuhkan hunian yang terjangkau dan praktis," ungkapnya.

Buktinya, 350 unit atau 38 persen dari total 918 unit kamar di Pinewood Apartment sudah terjual. Menurut dia, sebagian besar pemesan adalah orangtua mahasiswa yang tinggal di luar kota, seperti Jakarta dan Surabaya.

Chandra juga mendorong pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota mendukung pengembangan hunian vertikal, terutama di kawasan padat, agar masalah kekurangan lahan teratasi. Ia meyakini, pemahaman masyarakat tinggal di rumah vertikal semakin tinggi. Karena itu, sudah saatnya pemerintah memberikan dukungan regulasi, bahkan insentif, terhadap rencana pembangunannya.

Menurut dia, pembangunan hunian vertikal diprioritaskan, misalnya, di kawasan kumuh. Apartemen bersubsidi hanya butuh sedikit ruang sehingga lahan yang tersisa dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.

Direktur Operasional PT Mahkota Inti Citra, Adhi Wijaya, menambahkan, pembangunan Pinewood Apartment di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dilakukan mulai 5 Juni 2010. Dia optimistis serapan pasar apartemen pertama di Sumedang ini sangat bagus. Sebab, letaknya berdekatan dengan empat lembaga pendidikan besar, yakni Universitas Padjadjaran, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Institut Manajemen Koperasi Indonesia, dan Universitas Winaya Mukti.

Ia menguraikan, pembangunan rumah vertikal dapat menghemat penggunaan lahan. Jika dikonversi ke permukiman mendatar (landed house), pembangunan 918 unit membutuhkan lahan 10 hektar lahan, sedangkan dalam bentuk vertikal hanya 30.000 meter persegi.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Real Estat Indonesia Jabar Hari Raharta mengakui, kawasan timur Kota Bandung menjadi salah satu area strategis. "Harga tanah di Bandung timur masih Rp 1,5 juta-Rp 2 juta, masih prospektif untuk digarap. Apalagi jika akses Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan sudah dibangun, kawasan Bandung timur kian ramai sehingga mendorong laju perekonomiannya," papar Hari. (Gregorius Magnus Finesso/KOMPAS Cetak Lembar Jawa Barat)

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Tuesday, May 4, 2010

Penjualan Apartemen Kelas Atas Naik Signifikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja industri properti kelas atas di Jakarta selama kuartal I-2010 sungguh memesona.

Lembaga riset properti Chusman & Wakefield Indonesia mencatat, proyek apartemen kelas atas laris manis selama kuartal pertama tahun ini.

Dari total pasokan yang mencapai 75.000 unit, tingkat penjualan apartemen mencapai 94,1 persen. Angka tersebut naik tipis dibanding tingkat penyerapan di kuartal IV-2009 yang mencapai 94 persen.

Dari jumlah 94,1 persen itu, penjualan kondominium kelas atas seharga di atas Rp 15 juta per meter persegi (m2) mencapai 65,1 persen. Porsi ini naik signifikan dari kuartal sebelumnya yang baru sebesar 58,1 persen

Pasar perkantoran juga bergairah. Bahkan, kenaikan penjualannya mencapai 24 persen dari angka di kuartal IV-2009.

Tapi, di saat yang sama, penjualan rumah susun sederhana milik (rusunami) justru lesu. Hunian bertingkat untuk kelas bawah ini cuma terjual 75,4 persen dari total pasokan atau turun 2,4 persen dari kuartal IV-2009. (Nadia Citra Surya/KONTAN)

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, April 24, 2010

Hak Pakai Kepemilikan Asing Dibatasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepemilikan properti oleh warga negara asing di Indonesia perlu dipertahankan berupa hak pakai yang waktunya dibatasi. Namun, ketentuan itu harus didukung dengan penerbitan aturan agar satuan rumah susun atau strata title dibangun di atas tanah hak pakai.

Hal itu mengemuka dalam diskusi bertema ”Sejauhmana Kebijakan di Sektor Pertanahan dan Agraria mampu Mendukung Masuknya Investasi”, Sabtu (17/4) di Jakarta.

Anggota Badan Legislasi DPR dari Fraksi PDI-P, Arif Wibowo, menilai, ketentuan kepemilikan properti asing dengan hak pakai perlu dipertahankan. Peraturan yang berlaku saat ini adalah hak pakai properti oleh warga negara asing (WNA) dibatasi hanya untuk masa 25 tahun dan dapat diperpanjang.

Menurut Arif, ketentuan hak pakai untuk properti asing itu masuk akal karena WNA diberi peluang untuk menempati hunian tanpa memiliki tanah. Hambatan yang justru seharusnya dibenahi adalah prosedur perpanjangan hak pakai properti asing yang selama ini berbelit-belit.

”Problemnya bukan di aturan kepemilikan properti asing, tetapi pada pelaksanaannya. Apabila jangka waktu hak pakai diperpanjang, pengawasan atas properti asing jadi sulit,” ujarnya.

Hal yang juga perlu diantisipasi adalah pembiayaan properti oleh WNA. Jangan sampai pembiayaan itu mengandalkan kredit dari bank lokal.

Saat ini, pemerintah sedang menyelesaikan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tinggal atau Hak Hunian bagi Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia.

Dalam draf revisi tersebut, kepemilikan properti oleh asing diusulkan berupa hak sewa dan hak pakai yang waktunya diperpanjang dari 25 tahun menjadi minimal 70 tahun.

Jangan disakralkan
Konsultan hukum properti, Erwin Kallo, menyampaikan apresiasi terhadap rencana pemerintah untuk mempertahankan status kepemilikan apartemen bagi WNA di atas tanah hak pakai. Namun, ia mengusulkan agar jangka waktu hak pakai properti asing tidak menjadi ketentuan yang sakral.

Menurut Erwin, apartemen di Indonesia umumnya dibangun di atas tanah hak guna bangunan. Tanpa mengubah status tanah apartemen dan kondominium menjadi hak pakai, orang asing akan sulit membeli apartemen.

Praktisi broker properti, Tony Eddy, menilai, perpanjangan hak pakai properti asing di Indonesia belum tentu menarik minat orang asing membeli properti. Penyebabnya, perlindungan hukum bagi pembeli properti masih sangat lemah.

Tony mengungkapkan, masih banyak pengembang yang wanprestasi, terlambat serah terima, atau membangun dengan spesifikasi lebih rendah dari yang dijanjikan kepada konsumen.

Perlindungan hukum terhadap konsumen sudah saatnya diatur agar tidak tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Sistem pembelian properti oleh orang asing, ujar Tony, perlu dibatasi untuk hunian vertikal dengan harga minimal Rp 500 juta per unit. Dalam satu menara apartemen, tingkat hunian orang asing maksimum 41 persen.(Brigita M Lukita/Tjahja Gunawan/KOMPAS Cetak)

LKT,GUN

Baca Selengkapnya disini ....

Tuesday, April 20, 2010

Progres Pembangunan Apartemen Menara Latumenten (update: 18 April 2010)

Progress pembangunan. lantai satu sudah di tembok nih bos.... sabar menanti dah.....


para pekerja sedang bercengkrama.... hehehe....
ada gambarnya lagi loh.... klik baca selengkapnya....



nih stock unit nya nih bos yang tower A.... tuh buruan pesen sama saya....


Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, April 17, 2010

Kondo high-end terbaru, The Holland Collection di kawasan utama di Distrik 10, Singapura, diluncurkan hari Jumat (16/4/10)


SINGAPURA, KOMPAS.com - Sebuah kondominium high-end baru, The Holland Collection, diluncurkan di Singapura, hari Jumat (16/4/10) ini. Terdapat 26 rumah mewah di sepanjang Holland Road di kawasan utama di Distrik 10, Singapura.

Proyek kondominium ini menawarkan blok residensial berupa apartenen dan penthouse yang memiliki dua, tiga, dan empat tempat tidur berukuran antara 1.281square feet dan 3.606 square feet.

Fasilitas rekreasi meliputi kolam renang, tempat gym, dan tempat barbeque.

CB Richard Ellis dan Jones Lang LaSalle telah ditunjuk sebagai agen properti untuk The Holand Collection.

Joseph Tan, Executive Director CB Richard Ellis Bidang Residensial mengatakan, peluncuran The Holland Collection menunjukkan perkembangan dunia properti saat ini.

Hal ini terbukti dari lokasi dan desain apartemen yang unik, yang menawarkan para investor dan pemilik rumah pilihan berbagai tipe apartemen dengan pengembangan butik. (Channel NewsAsia)

KSP

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, April 8, 2010

Gita Wirjawan: Orang Asing Boleh Beli Properti di Indonesia


JAKARTA, KOMPAS.com — Orang asing akan diizinkan memiliki apartemen dan juga properti komersial di Indonesia. Aturan soal ini sedang direvisi dan diharapkan berlaku pada kuartal ketiga tahun ini.

Langkah ini akan menarik investor asing masuk ke Indonesia dan menambah aliran dana asing masuk negeri ini.


"Pemerintah Indonesia tetap punya komitmen melanjutkan kebijakan yang mempermudah berinvestasi di Indonesia," kata Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita I Wirjawan dalam sebuah forum di Singapura, Rabu (31/3/2010).

"Saya optimistis, jika sekali kita mengambil langkah yang benar, maka kita akan dapat meningkatkan jumlah investasi asing 15 persen lebih banyak dibandingkan tahun lalu, yang tercatat sejumlah 14 miliar dollar AS," kata Gita.

Pernyataan Gita Wirjawan disambut baik oleh pengamat pasar properti dan ekspatriat di Jakarta. Ini merupakan indikasi yang paling jelas bahwa pemerintah tidak mengetatkan aturan kepemilikan asing atas properti di Indonesia.

Langkah ini juga diambil pada saat ada peningkatan stabilitas fiskal. Kondisi ini dapat membuat Indonesia pada posisi tinggi, sebagai tempat yang menarik untuk berinvestasi beberapa tahun ke depan, menurut Bloomberg News. (Sumber: The Straits Times)


Baca Selengkapnya disini ....

Friday, April 2, 2010

Update Terbaru Progres Pembangunan Apartemen Latumenten (1 April 2010)





masih ada gambarnya lagi loh..... klik baca selengkapnya.....







Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, April 1, 2010

PDAM Segera Atasi Keluhan Suplai Air Rusunawa


BANTUL, KOMPAS.com - Menanggapi keluhan penghuni rumah susun sederhana sewa terkait suplai air, Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bantul berjanji segera memasang instalasi. Suplai air dari sumur akan dialihkan ke PDAM agar pasokan terjamin.

Pemasangan instalasi direncanakan tahun ini yang dikerjakan bersama Dinas Pekerjaan Umum. "Dengan beralih ke PDAM diharapkan pasokan air lebih terjamin baik kuantitas maupun kualitasnya," kata Direktur Utama PDAM Kabupaten Bantul Agung Darmadi, Sabtu (27/3).


Keluhan soal air diterima pengelola sebulan terakhir antara lain air kotor dan kuantitas. "Suplai air menggunakan air tanah karena anggaran minim. Kami perkirakan air tanah cukup, tetapi baru dihuni sekitar 50 persen saja sudah ada keluhan," kata Sekretaris Tim Pengelola Rusunawa Sunarso.

Untuk mendapatkan pasokan air memadai, pengelola berkoordinasi dengan PDAM. Pembangunan instalasi dimulai setelah penyerahan aset rusunawa ke Pemkab Bantul. "Status rusunawa masih milik pusat, belum diserahterimakan ke kami. Kami kesulitan bertindak lebih jauh," katanya.

Dari kapasitas 196 kamar terisi sekitar 100 kamar. Sisanya dalam tahap seleksi 396 pendaftar, yang didominasi warga mampu. Padahal, itu dikhususkan bagi warga berpenghasilan rendah.

Rusunawa Pemkab Bantul berada di Jalan Lingkar Selatan di Dusun Glugo, Panggungharjo, Sewon. Rusunawa dibangun di atas lahan 1,3 hektar dengan dua blok gedung. Luas tiap kamar berkisar 24 meter persegi. Tiap kamar memiliki ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan kamar tidur.

Rusunawa dihuni awal 2010. Harga sewa bergantung lokasi kamar. Tarif lantai II Rp 200.000, lantai III Rp 175.000, lantai IV Rp 150.000, dan lantai V Rp 125.000. Awalnya, rusunawa dikhususkan bagi warga Bantul, tetapi diubah dibuka bagi warga Kota Yogyakarta karena banyak peminat. (Sumber: KOMPAS Cetak Lembar Yogyakarta)

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, March 27, 2010

Jackie Chan Beli Tiga Unit Apartemen Lippo Centennia Suites di Singapura

SINGAPURA, KOMPAS.com — Bintang film Hongkong, Jackie Chan, dan teman baiknya, penyanyi dan penulis lagu Emil Chau, membeli sejumlah properti di Singapura.

Kedua artis ini membeli empat apartemen Centennia Suites berlantai 36 milik Grup Lippo yang bernilai lebih dari 10 juta dollar AS, pekan lalu. Apartemen itu dibangun di lahan bekas Kim Seng Plaza, di depan Great World City, dan menghadap Sungai Singapura.


Grup Lippo mulai membangun apartemen ini bulan lalu dan direncanakan selesai pada 2013. Namun, hampir setengah dari 97 unit yang dibangun sudah terjual.

Jackie Chan mengatakan, dia membeli tiga unit apartemen dengan masing-masing dua, tiga, dan empat tempat tidur dalam satu lantai. Sedangkan Emil Chau, yang dikenal dengan nama Wakin, membeli satu unit apartemen dengan tiga tempat tidur. Kedua lelaki itu mengunjungi show unit Centennia Suites hari Jumat lalu.

Apartemen itu harganya rata-rata 2.000 dollar Singapura sampai 2.100 dollar Singapura per square foot.

Jackie Chan tidak asing lagi dengan pasar properti Singapura. Pada akhir 2007, dia juga membeli bekas Jinriksha Station di Neil Road yang bernilai 11 juta dollar Singapura.

Sementara Emil Chau lahir di Hongkong, tapi tinggal dan bekerja di Taiwan. Penyanyi ini mempunyai penggemar yang loyal di Singapura. Dia juga bermain dalam beberapa fim Jackie Chan, seperti Mr Nice Guy and Gorgeous.

Tahun lalu, bintang laga internasional Jet Li membeli sebuah bungalo berkelas di Binjai Rise senilai 19,8 juta dollar Singapura. (The Business Times)



KSP

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Friday, March 26, 2010

Hak Kepemilikan Asing Bukan HGB, Tapi Hak Sewa dan Hak Pakai

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengkaji batasan kepemilikan properti oleh warga negara asing di Indonesia. Batasan itu, antara lain, adalah hak kepemilikan properti oleh asing bukan berupa hak milik atau hak guna bangunan, melainkan hak sewa dan hak pakai yang waktunya diperpanjang.

Hasil kajian tersebut akan dimasukkan dalam draf revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tinggal atau Hak Hunian bagi Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia. Draf revisi PP tersebut ditargetkan selesai pada April 2010.


Peraturan yang berlaku saat ini adalah hak pakai properti oleh orang asing dibatasi hanya untuk masa 25 tahun dan dapat diperpanjang. Dalam draf revisi PP tersebut, direncanakan jangka waktu hak pakai properti bagi orang asing minimal 70 tahun.

Menanggapi materi dalam revisi PP No 41/1996, Senior Manajer Konsultan Properti Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus, di Jakarta, Selasa (23/3), menyatakan, pembatasan hak kepemilikan properti oleh warga negara asing berupa hak pakai atau hak sewa merupakan langkah mundur dari pemerintah.

Anton menjelaskan, apartemen dan kondominium yang dibangun di Indonesia pada umumnya dibangun di atas tanah hak guna bangunan (HGB). Adapun hak pakai berlaku untuk hunian di atas tanah hak pakai atas tanah negara.

”Revisi aturan kepemilikan properti oleh warga asing tidak akan ada artinya jika kepemilikan aset itu masih sebatas hak pakai,” kata Anton.

Menurut Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, akhir pekan lalu, kemungkinan untuk kepemilikan properti oleh asing tidak ada hak milik dan hak guna bangunan.

”Saya kira tidak akan ada hak milik dan hak guna bangunan. Yang mungkin ada adalah hak sewa dan hak pakai, tapi jangka waktunya (hak pakai) akan diperpanjang,” ujar Suharso.

Rumit
Menurut Anton , hukum pertanahan di Indonesia sangat rumit. Peraturan perundang-undangan yang membagi hak atas tanah dalam beberapa kategori, mulai dari kepemilikan tanah atas hak milik, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, dan hak milik atas satuan rumah susun.

Padahal, lanjut Anton, perbankan cenderung masih enggan menerima agunan properti yang berupa hak pakai.

Di Malaysia, Singapura, dan Hongkong tidak dikenal istilah hak pakai untuk properti. Kepemilikan properti di Singapura, misalnya, hanya terbagi dua, yaitu freehold yang seperti hak milik dan leasehold. Leasehold serupa dengan hak guna bangunan di Indonesia, yaitu memiliki properti dengan waktu terbatas.

”Yang dibutuhkan saat ini adalah revisi undang-undang agraria, yang mengatur jenis kepemilikan tanah,” ujar Anton.

Dia menegaskan, tanpa aturan yang jelas, sulit mengharapkan warga asing mau membeli properti lebih banyak untuk menggerakkan sektor riil di Indonesia.

Pembiayaan oleh asing
Persoalan yang harus diantisipasi, menurut Suharso, adalah pembiayaan properti oleh warga asing.

Suharso menengarai, ada kemungkinan investor asing hendak membeli properti di Indonesia dengan pembiayaan dari bank lokal dan memanfaatkan properti itu untuk disewakan. Selanjutnya, uang sewanya dipakai untuk mencicil kredit dari bank lokal.

”Yang menjadi persoalan, bagaimana warga asing membiayai pembelian properti di Indonesia. Saya ingin membatasi hal itu,” ujar Suharso.

Berdasarkan riset Konsultan Properti Jones Lang LaSalle Indonesia, potensi pasar properti bagi konsumen asing saat ini diperkirakan mencapai 83.000 orang. Jumlah tersebut tidak termasuk potensi turis asing yang berwisata secara rutin ke Indonesia dan berminat memiliki hunian di daerah wisata, seperti Bali. (Brigita Maria Lukita/KOMPAS Cetak)

LKT

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, March 20, 2010

60.000 Ekspatriat Akan Beli Properti di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menyatakan, minat warga negara asing (WNA) untuk membeli properti di Indonesia sangat tinggi. Adanya investasi properti oleh WNA diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara serta menambah devisa.

“Minat WNA untuk membeli properti di Indonesia sangat tinggi. Hal itu tentunya dapat memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap pendapatan pemerintah,” kata Menpera saat jumpa pers bersama para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera) di Jakarta.


Menpera menjelaskan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan Kemenpera, pendapatan yang dapat diperoleh negara dari investasi langsung pembelian properti oleh WNA di Indonesia bisa mencapai sekitar dua hingga tiga miliar dollar AS. Harga properti di Indonesia saat ini terbilang cukup murah dibanding dengan properti yang ada di negara tetangga. Oleh karena itu, banyak WNA yang tertarik membeli properti di Indonesia.

“Sekitar 60.000 ekspatriat yang ada di Indonesia bahkan sudah bersedia membeli properti di Indonesia,” terang Menpera.

Salah satu persoalan yang muncul terkait hal ini, kata Menpera, adalah bagaimana para WNA membeli properti di Indonesia. Apakah mereka membeli properti melalui bank lokal atau bank asing. Untuk itu, Menpera menyatakan pihaknya sedang mengkaji peraturan-peraturan yang menyangkut kepemilikan properti oleh orang asing.

Menpera berharap peraturan tentang kepemilikan properti oleh WNA bisa selesai sebelum pertemuan FIABCI di Bali beberapa bulan mendatang.

Selain sebagai ajang promosi properti kepada WNA, dalam pertemuan itu pemerintah juga ingin menunjukkan prestasi dalam rangka menanggulangi masalah perubahan iklim dunia. “Pemerintah menargetkan penanaman sekitar 4 juta pohon di Indonesia,” katanya. (Sumber: kemenpera.go.id)

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, March 13, 2010

Bangun Rusunawa Mahasiswa di Kawasan Kampus

MAKASSAR, KOMPAS.com – Kementerian Perumahan Rakyat mengajak pengelola perguruan tinggi membangun rusunawa bagi mahasiswa di areal kampus. Rusunawa mahasiswa sudah menjadi persyaratan bagi perguruan tinggi berstandar internasional.

Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa dalam kunjungan kerja di Makassar, Sulawesi Selatan, awal pekan ini meninjau Rusunawa Universitas Hasanuddin (Unhas), Rusunawa pekerja di Kawasan Industri Makassar (KIMA) 8 dan kantor Perum Perumnas Regional VII dan berdialog REI Indonesia bagian Timur serta para stakeholder perumahan.


Rusunawa Universitas Hasanuddin berdiri di dalam area Kampus Unhas, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamanlarea, Kota Makassar. Rusunawa ini memiliki bangunan 1 twinblock (TB) terdiri dari 4 lantai dengan 96 unit kamar bertipe 21. Sebelumnya rusunawa dengan 1 TB selesai dibangun tahun 2008. Sehingga saat ini, Unhas sudah memiliki 2 rusunawa yang dibangun atas bantuan Kemenpera.

Rektor Unhas, Prof.Dr.dr.Idrus A. Paturusi,Sp.B.,Sp.BO mengatakan, saat ini jumlah mahasiswa Unhas sekitar 30.000. Dalam kaitan ini, kehadiran rusunawa Unhas sangat membantu mahasiswa.

Melihat rusunawa Unhas, Suharso menyatakan puas. “Saya sangat senang melihat rusunawa yang dibangun Kemenpera dan dikelola Halim Kalla. Mudah-mudahan ke depan, apa yang dibangun di Unhas dapat dimanfaatkan dengan baik,” ujar Menpera di kampus Unhas.

Menpera berharap para pengelola bisa mengadopsi teknologi yang baik yang sudah diterapkan dan berhasil di negara-negara lain, seperti di Amerika Serikat, Amerika Latin dan China. Selain itu, mengingat pola yang dikembangkan sekarang adalah pemerintah pusat memberikan stimulan, dengan persyaratan setiap 10.000 mahasiswa mendapat 1 TB, maka dengan jumlah mahasiswa Unhas yang mencapai 30.000, Unhas masih memiliki kesempatan menambah satu TB lagi.

Namun, agar lebih efektif dan efisien, desainnya bisa diubah. Lurus dan tidak berbelok-belok. Modelnya sederhana, kotak tapi pengelola bisa bermain dengan warna sehingga terlihat menarik.

Menurut Menpera, temboknya bisa dijual untuk iklan dan orang harus membayar untuk itu. Bagian atas bangunan juga bisa dilakukan hal yang sama. “Sehingga dengan model ini, bisa menjadi tambahan pendapatan sendiri bagi pengelola,” saran Suharso.

Mengingat bangunan rusunawa Unhas sudah siap dipakai, Menpera mengizinkan pengelola mulai memanfaatkannya. Kemenpera akan mengurus proses pengibahan karena melibatkan BPK, BPKP, KPK dan Depkeu serta disetujui dewan.

Menpera menambahkan, rusunawa atau pun asrama mahasiswa sudah menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi universitas bertaraf internasional. Universitas Indonesia sudah membangun apartemen mahasiswa dengan fasilitas perpustakaan yang buka 24 jam dan internet yang bisa diakses mahasiswa. Menpera berharap universitas yang berpengalaman mengelola rusunawa dan asrama memberikan masukan kepada Kemenpera.

Sementara itu, rusunawa pekerja di KIMA 8 juga sudah siap huni dan dipakai. Pengelola menyatakan sedang mengurus masalah pasokan listrik dan air agar bisa segera dimanfaatkan. Menpera berharap pengelola segera berkoordinasi dengan pihak terkait agar permasalahan air dan listrik bisa cepat ditangani. (Sumber: kemenpera.go.id)

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Wednesday, March 10, 2010

Go Vertical! Berdayakan Lahan Terbatas

JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan perumahan di wilayah Jakarta semakin lama semakin terbatas. Akibatnya, para developer seringkali membangun perumahan dengan luas lahan yang "amat mungil" sehingga banyak ruang aktivitas yang tidak terakomodir. Nah, salah satu pemecahan masalah itu adalah dengan membangun rumah ke atas, alias Go Vertikal.

Pembangunan rumah dengan cara Go Vertical! ini memang bukan hal yang baru. Cara ini kerap digaungkan oleh arsitek ketika terbentur masalah lahan yang terbatas. Hal inilah yang dipaparkan oleh finalis ketiga Sayembara Desain Rumah, Kartiansmara Lilih Purna Umbara saat presentasi karyanya di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu (7/3/2010).


"Lahan yang sempit bukan batasan untuk menciptakan ruang aktivitas. Dengan cara Go Vertical!, masalah ini dapat teratasi dengan baik. Lahan sempit bisa termanfaatkan dengan optimal," terang Lilih.

Go Vertical! yang dimaksud oleh finalis asal Yogyakarta ini adalah memperluas lahan rumah ke atas bukan ke samping. Contoh konkritnya adalah penambahan lantai, yang tadinya lantai satu menjadi lantai dua.

Selain itu, dalam rancangan mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam Indonesia ini, dia menambahkan ramp (tangga) di bagian luar rumah yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua. Hal ini dilakukan untuk menyiasati ruang bermain anak yang terbatas.

Ukuran kemiringan ramp ini juga harus sesuai standard yaitu sekitar 8 derajat sampai 11 derajat. Ukuran ini untuk menjamin keselamatan pengguna terutama anak-anak yang akan sering berlarian di situ. "Lahan yang terbatas tidak lagi menjadi masalah, jika inovasi dalam ruangan bisa dilakukan. Seperti menambah ramp tadi misalnya." ungkap Lilih.

C8-10

Editor: wsn

Baca Selengkapnya disini ....

Saturday, March 6, 2010

Mengapa Properti di Malaysia Menarik bagi Orang Asing?

KOMPAS.com — Dalam 20 tahun terakhir ini, industri properti di Malaysia mengalami perubahan yang signifikan. Mengapa? Ada dua faktor. Pertama, kualitas dan desain mengalami perubahan yang dramatis. Tak ada yang mengatakan bahwa seluruh properti dibangun dengan jelek pada masa lalu atau semua properti yang dibangun sekarang dengan standar tinggi.

Yang pasti, ada peningkatan fokus dalam kualitas dan penggunaan bahan-bahan material yang lebih baik. Saat ini banyak pengembang percaya diri membangun rumah berkualitas tanpa khawatir properti itu tidak selesai tepat waktu atau menghadapi persoalan lainnya.


Saat ini banyak desain yang inovatif dan modern. Dalam dua dekade terakhir ini, arsitek Malaysia dan luar negeri telah merancang produk properti dengan melakukan revolusi desain. Memberi fokus yang kuat pada lingkungan dan lanskap memang sesuatu yang baru bagi Malaysia, namun ke depan akan menjadi hal biasa.

Kedua, pemerintah kini aktif mengajak orang asing membeli properti di Malaysia. Pada masa lalu, pemerintah membatasi orang asing membeli properti, tetapi sekarang hampir semua hambatan itu sudah disingkirkan. Tak ada pembatasan berapa jumlah rumah yang dapat dibeli orang asing di Malaysia.

Orang asing tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapat persetujuan dari Komite Investasi Asing (The Foreign Investment Committee/FIC) bila mereka membeli properti di Malaysia. Namun, mereka masih harus mendapatkan persetujuan dari otoritas negara dan ini membutuhkan waktu paling lama enam bulan.

Pajak pendapatan modal real estate sudah dihapus, jadi jika Anda menjual properti untuk memperoleh keuntungan, Anda tidak akan dikenakan pajak untuk itu. Di Malaysia, orang asing juga dapat membeli lahan kosong. Kesepakatan penjualan dan pembelian dapat dilakukan atas nama mereka dan ditulis dalam bahasa Inggris. Sejumlah kawasan dengan lahan sewa milik pemerintah juga bisa diperoleh. Waktu sewa biasanya berlaku sampai 99 tahun dan dapat diperbarui setelah masa perjanjian berakhir.

Kemungkinan salah satu aspek yang paling menarik dari properti Malaysia adalah harga yang murah. Real estate utama di pusat kota Kuala Lumpur, yang memiliki harga tertinggi di Malaysia, bernilai hingga 1.200 ringgit Malaysia (RM) per square foot, atau setara dengan 170 poundsterling atau 350 dollar AS. Nilai ini sama dengan 12.000 RM atau 1.695 poundsterling per meter persegi. Harga ini turun separuh jika Anda mencari lahan di dekat pusat kota, dan lebih rendah lagi jika lokasinya di luar kota Kuala Lumpur. Nilai tanah di kota Penang, misalnya, cenderung separuh dari harga di pusat kota Kuala Lumpur.

Ketika Anda membandingkan real estate utama Kuala Lumpur dengan Singapura, terlihat bahwa harga properti di Singapura 10 kali lebih mahal dibandingkan di Kuala Lumpur. Dan ini menunjukkan tawaran yang bernilai dari properti Malaysia bila dikombinasikan dengan umumnya biaya hidup yang relatif rendah. Ini merupakan kombinasi yang luar biasa bagi mereka yang berpikir akan menghabiskan masa pensiunnya di sini.

Apa yang tak boleh dibeli orang asing di Malaysia?
Ada beberapa jenis properti yang tidak boleh dibeli orang asing, yaitu properti dengan harga di bawah 250.000 RM (atau di bawah 350.000 RM di Sarawak). Hal ini untuk melindungi warga Malaysia yang berpendapatan menengah dan rendah dari tekanan inflasi pada pembelian rumah sederhana dan rumah sangat sederhana.

Orang asing juga tidak diizinkan membeli tanah cadangan Malaysia. Bagian-bagian tertentu di Malaysia hanya dapat dibeli oleh warga Malaysia sendiri. Sebagai tambahan, kawasan tertentu dibangun dan dikenal sebagai perkebunan buah-buahan dengan kepadatan bangunan minimal satu properti per acre (1 acre = 0,4046 hektar). Orang asing tidak diizinkan membeli tanah ini.

Harga real estate utama di Malaysia meningkat tajam dalam 10 tahun terakhir ini. Ini merupakan hasil dari meningkatnya minat orang asing dan performa ekonomi yang kuat setelah banyak orang Malaysia membeli rumah milik mereka. Diharapkan tren ini terus berlanjut, meskipun jumlah pembangunan baru mencegah hal ini terjadi begitu cepat. Yang tampak paling terlihat jelas adalah harga properti di pusat kota Kuala Lumpur. Nah, bagaimana dengan properti di Indonesia? (Robert Adhi Ksp)

Sumber: propertyinmalaysia.com

KSP

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Thursday, February 25, 2010

Sunday, February 21, 2010

WN Indonesia, Pembeli Kedua Terbesar Kondominium Singapura

KOMPAS.com - Singapura masih menjadi magnet bagi warga kaya di Indonesia. Tidak hanya menjadi pusat pelesir dan belanja, Singapura juga menjadi tujuan investasi menggoda warga Negeri Burung Garuda ini. Salah satu instrumen investasi paling favorit adalah properti.

Berdasarkan hasil riset Jones Lang LaSalle, lembaga konsultan properti, warga negara Indonesia (WNI) merupakan pembeli kedua terbesar kondominium di Singapura sepanjang tahun 2009. Bahkan, sampai 2007 silam, warga Indonesia merupakan pembeli terbesar kondominium Negeri Merlion


Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia Anton Sitorus menuturkan, kehadiran warga dari berbagai negara Asia di Singapura telah memangkas dominasi WNI di pasar properti. Tahun lalu, sekitar 26 persen pembeli properti di Singapura merupakan Malaysia. Pembeli yang berstatus WNI hanya 19 persen.

Setidaknya ada empat alasan sehingga banyak WNI memutar uang dalam bentuk properti di Singapura. Pertama, tingkat kepastian hukum di Singapura jelas dan transparan. Dengan demikian, investor merasa nyaman untuk berinvestasi. Kedua, kondisi sosial, ekonomi, dan politik negeri kepulauan itu sangat stabil. Di samping itu, tingkat keamanan Singapura di atas rata-rata negara tetangganya.

Ketiga, kenaikan harga properti di Singapura cukup tinggi, sekitar 10 persen sampai 20 persen per tahun. “Jika menyewakan properti, pemilik bisa mengantongi return 4 persen – 5 persen per tahun,” tutur Maikel Tanudjaya, Asisten Manajer Pemasaran Far East Organization, perusahaan pemasaran properti terbesar di Singapura.

Keempat, letak Singapura sangat dekat dengan Indonesia. Kedekatan lokasi ini menjadi alasan bagi warga Indonesia menyekolahkan anak mereka di Negeri Singa. Tidak sedikit warga kelas atas Indonesia yang membelikan rumah bagi anak-anak mereka yang sedang menuntut ilmu di negeri itu.

Ilham M. Wijaya, Direktur Badan Pendidikan dan Latihan DPP REI, mengatakan kesamaan budaya juga menjadi pertimbangan konsumen saat membeli properti di luar negeri. “Budaya kita dan Singapura tak jauh berbeda,” kata dia.

Harga-harga properti sudah membubung tinggi
Maikel menuturkan, minat WNI untuk memiliki properti di Singapura masih cukup tinggi. Mereka mengincar lokasi-lokasi strategis, seperti di seputar Jalan Orchard, Bukit Timah, Newton, dan Novena. Maklum, tempat itu merupakan surga belanja dan berdekatan dengan sekolah-sekolah papan atas. Anton bilang, hampir 40 persen pembeli properti asal Indonesia memilih kondominium kelas atas.

Bagaimana dengan harga? Karena berlokasi di kawasan elite, harga kondominium cukup mahal, berkisar 1 juta dollar Singapura – 6 juta dollar Singapura, atau setara Rp 7 miliar hingga Rp 40,2 miliar per unit.

Contohnya apartemen L’VIV yang berlokasi di Distrik 11 dekat Orchard. Harga ruangan seluas 614 per kaki persegi atau square feet (sqft) itu dipatok 850.000 dollar AS (Rp 7,9 miliar).

Bagi peminat unit kondominium yang kini gencar ditawarkan di Jakarta ini, konsumen cukup membayar uang muka 20 persen. Maikel mengungkapkan, rata-rata harga properti di Singapura antara 1.000 dollar Singapura – 2.500 dollar Singapura per kaki persegi.

Anton mengatakan, kenaikan harga properti di Singapura sangat fluktuatif, tergantung dari kondisi perekonomian. Contohnya, ketika ekonomi dunia dan Singapura tumbuh tinggi selama 2006–2007, harga kondominium melaju 30 persen – 50 persen.

Namun, begitu krisis global menghantam ekonomi Singapura di 2008, banderol harga properti hanya naik 35 persen. Tahun lalu, ketika ekonomi Singapura minus, harga properti naik lebih tipis lagi, hanya 12 persen.

Namun, sekecil-kecilnya kenaikan harga properti di Singapura, masih tetap lebih tinggi peningkatan harga di Jakarta. Sebagai pembanding, harga apartemen di kawasan elite Sudirman paling hanya naik di kisaran antara 7 persen dan 10 persen, tahun depan.

Penyebab harga properti di Singapura berlari lebih kencang daripada harga di Jakarta, sebetulnya, mudah ditebak. Sudah luas lahannya lebih terbatas ketimbang Jakarta, Singapura juga lebih ramah terhadap investor properti dari luar negeri.

Di negeri itu, warga asing sah-sah saja menguasai properti selamanya. Sedangkan di negeri ini, kepemilikan asing di properti maksimal 70 tahun.

Memang, ada wacana untuk merevisi aturan kepemilikan asing yang tertuang di Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1996. Jika revisi berjalan mulus, kelak warga negara asing bisa memiliki properti selamanya, asalkan properti itu berharga minimal Rp 1 miliar dengan luas 200 meter persegi.

Presiden Direktur Bakrieland Development Hiramsyah S. Thaib mengatakan, harga properti di Indonesia paling murah dibandingkan dengan negara tetangga. Rata-rata, harga properti per meter persegi di Indonesia adalah 1.287 dollar AS. Adapun harga di Malaysia 1.424 dollar AS, dan Singapura 11.324 dollar AS.

Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Teguh Satria menambahkan, jika warga asing boleh membeli properti, pasar properti nasional berpotensi naik sekitar US$ 3 miliar alias sekitar Rp 28 triliun.

Untuk sementara ini, investasi properti di Singapura masih menjanjikan. Tapi, Anton mengingatkan calon konsumen agar hati-hati memilih lokasi. Sebelum melakukan akad jual beli, konsumen harus meneliti kelengkapan dokumen proyek. “Agar mendapat imbal hasil yang tinggi, silakan pilih lokasi yang benar-benar strategis,” ujar Anton. (KONTAN Weekend)

Editor: ksp

Baca Selengkapnya disini ....

Tuesday, February 16, 2010

Tak Perlu Khawatir Orang Asing Memiliki Properti

Saat ini harga properti di Indonesia merupakan salah satu yang terendah di Asia, apalagi dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat atau Inggris. Rendahnya harga apartemen di Indonesia sangat boleh jadi akibat tidak didukungnya kepemilikan orang asing di Indonesia yang formal.

Di Amerika, harga produk properti komersial (apartemen) 16.216 dollar AS, sedangkan di Indonesia hanya 1.287 dollar AS (http://www.globalpropertyguide.com/Asia/square-meter-prices).


Tidak hanya itu, di Negeri Paman Sam, orang asing boleh membeli high rise apartment maupun landed property serta bisa mendapatkan housing mortgage sampai 30 tahun, tidak ada bedanya dengan orang Amerika-nya sendiri. Bahkan, pajak pembayaran housing mortgage bisa menjadi pengurangan pajak pendapatan.

Di Singapura, harga apartemen bisa mencapai 11.324 dollar AS per unit. Di negara tetangga kita ini, orang asing boleh membeli high rise apartment tetapi tidak boleh membeli landed property (rumah horizontal). Sementara di Malaysia, yang mempromosikan Malaysia ”My Second Home”, membolehkan orang asing dan siapa pun juga untuk membeli properti dan tinggal di sana. Usia pun bukan batasan untuk membeli properti.

Malaysia

Bagi yang ingin memakai sendiri aset propertinya atau mau pindah untuk tinggal di Malaysia diberikan izin tinggal selama lima tahun. Izin tinggal ini tidak saja diberikan kepada pemilik rumah dan keluarganya, tetapi juga pembantu keluarga tersebut. Menurut Jopy Rusli, Direktur PT Lippo Karawaci Tbk, orang asing yang membeli produk properti di Indonesia tetap ada walaupun belum ada perangkat formalnya.

”Mereka membeli produk properti melalui SPPJB (surat pengikatan perjanjian jual beli), nominee, dan PMA (perusahaan modal asing). Namun, orang asing paling banyak membeli properti melalui SPPJB,” ungkap Jopy. Kendala yang selama ini dihadapi, banyak di antara orang asing yang mau membeli properti komersial tetapi tidak direkomendasikan oleh Lawyer International karena tidak adanya perangkat kepemilikan formal di Indonesia. Orang asing juga tidak dapat mendapatkan kredit pemilikan apartemen (KPA) karena peraturan bank sekarang tidak memperbolehkan KPA untuk orang asing.

Jika pemerintah bisa membuat kebijakan yang membolehkan orang asing memiliki properti komersial di Indonesia, sangat boleh jadi negara kita akan menjadi Macan Properti di Asia. Bahkan, bisa saja investor asing dan orang-orang kaya di Timur Tengah mengalihkan dananya untuk membeli apartemen di Indonesia. Bukankah uang mengalir ke tempat-tempat yang menguntungkan. ”Membeli produk properti komersial di Indonesia yield-nya bisa mencapai 11,28 persen,” kata Presiden Direktur PT Bakrieland Development Hiramsyah Thaib.

Saat ini pekerja asing yang bekerja di Indonesia tercatat 83.452 orang. ”Itu merupakan potensi pasar yang besar. Saya memperkirakan, dari jumlah itu potensi permintaannya sekitar 10.000 unit apartemen per tahun,” ujar Hiramsyah. Dari potensi permintaan itu, kemudian Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate (REI) Teguh Satria menghitung pendapatan yang bisa diperoleh negara dari pajak penjualan apartemen untuk orang asing itu.

Kalau harga rata-rata apartemen untuk orang, misalnya, 250.000 dollar AS per unit, transaksi dalam setahun bisa mencapai Rp 25 triliun. Nah, pajak yang bisa diraup dari transaksi tersebut sebesar Rp 5 triliun per tahun. Jenis pajak itu antara lain terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 5 persen, serta Pajak Penghasilan (PPh) Final 5 persen.

”Belum lagi kalau pemerintah menerapkan lagi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk apartemen, maka pendapatan pajak yang diperoleh negara dari transaksi penjualan properti untuk orang asing akan lebih besar lagi,” ungkap Teguh. Lalu di mana letak pengaruh pada lapisan masyarakat bawah jika orang asing diperbolehkan untuk membeli apartemen mewah di Indonesia?

”Lah, kalau dari hasil pajak yang berjumlah Rp 5 triliun itu dipakai untuk membangun rumah sederhana sehat (RSH), maka bisa dibangun 500.000 unit RSH atau 200.000 unit rumah susun sederhana milik (rusunami),” ujar Teguh.

Harus segera direspons

Besarnya peluang orang asing untuk membeli apartemen mewah di Indonesia seharusnya bisa segera direspons oleh pemerintah. Hal ini penting karena tahun 2010 merupakan momentum yang baik bagi pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Seperti diketahui, Indonesia, sebagai salah satu dari sedikit negara yang berhasil melewati krisis global dengan kinerja perekonomian yang cukup baik, semakin dipandang oleh berbagai institusi internasional dan kian mendapat sorotan di pentas dunia sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia dan bisa disejajarkan dengan India dan China.

Optimisme sejumlah lembaga keuangan internasional, seperti Morgan Stanley dan CLSA, yang memprediksikan Indonesia akan mendampingi kedua negara itu sebagai pusat pertumbuhan utama di kawasan regional, memberikan sinyalemen bahwa sentimen investor global terhadap perekonomian Indonesia mulai berangsur-angsur menguat.

Hal ini tentu harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pemangku kepentingan di dalam negeri, terutama pemerintah dan kalangan swasta, untuk bersama-sama mempersiapkan sistem serta perangkat pendukung perekonomian yang efektif untuk pembangunan ke depan agar mampu menjadi negara unggulan dalam era persaingan global seperti sekarang ini.

Survei

Berdasarkan hasil survei dan analisis pasar properti yang telah dipublikasikan oleh Jones Lang LaSalle, konsultan properti internasional yang berkantor pusat di Chicago, Amerika Serikat, juga menilai bahwa regulasi mengenai kepemilikan properti oleh orang asing di Indonesia memiliki banyak keterbatasan.

Untuk itu, masalah tersebut selayaknya mendapat perhatian pemerintah dan DPR untuk segera menata ulang produk hukum yang terkait dengan itu. Tujuannya, untuk menarik minat investor asing sekaligus mendorong pertumbuhan pasar properti di Indonesia.

Anton Sitorus, Head of Research di kantor konsultan Jones Lang LaSalle, menyebutkan, pertumbuhan sektor properti di Jakarta sepanjang tahun 2009 relatif lebih baik dibandingkan dengan pasar lainnya di kawasan Asia Pasifik. Hal itu menandakan bahwa pasar domestik masih memiliki prospek yang cukup tinggi dan berpotensi menarik minat investor asing dan internasional untuk berinvestasi ke Indonesia.

Ketika pusat-pusat keuangan regional, seperti Singapura, Hongkong, dan Sydney, mengalami pertumbuhan negatif dalam hal permintaan, pasar perkantoran di Jakarta berhasil membukukan penyerapan bersih (net take-up) sebanyak hampir 100.000 meter persegi sepanjang tahun 2009. Hal ini disebabkan masih tumbuhnya ekspansi perusahaan-perusahaan besar yang menjadi penyewa di gedung-gedung komersial di Jakarta.

Pertumbuhan positif sektor properti Indonesia sepanjang tahun lalu merupakan refleksi dari potensi perekonomian dalam negeri Indonesia yang besar yang ditopang oleh pertumbuhan industri perbankan, telekomunikasi, serta industri yang berbasis konsumer lainnya. Jadi, sekarang sudah saatnya bagi pemerintah untuk segera membuat keputusan yang cerdas dan tepat, yakni membuka kepada orang asing untuk bisa memiliki apartemen mewah di Indonesia. (Sumber: KOMPAS Cetak, Kamis, 4 Februari 2010)


Baca Selengkapnya disini ....

blogger templates | modified by www.jasa-bikin-web.blogspot.com